“Berapa kalah hari ini?”
“Sialan, Lavante …. Malaga dan Chelsea …..”
“Bisa lu bayangin ngak?”
Di kafe itu saya dengar
percakapan tentang judi bola. Duduk di sebelah saya dua orang yang sedang kalah
taruhan. Koran bola berserakan di sofa, asap rokok terus berhembus dari lubang
hidung dan mulut mereka. Di depan saya dua orang lagi duduk sambil wifi dengan
hanya memesan minum dua gelas.
Dan saya duduk di pojok
paling belakang dengan secangkir cappuccino dan roti bakar.
Televisi menyiarkan
pertandingan bola timnas U-19 melawan Myanmar.
Lagu yang saya lupa
judulnya berkumandang dalam ruangan.
Wajah-wajah berbeda masuk
dan pergi di ruangan ini. Sementara saya masih duduk laptop dan hape yang terus penuh harap akan masuk pesan
penting. Tapi aku tunggu dan terus ku tunggu sampai jam akan menunjukan pukul
22.00 WIB hanya pesan kosong yang tampil.
“Sh*t, cappuccino nya
kebanyakan air, hambar.”
Ada pesan masuk, broadcast.
Pesan rohani lagi, mungkin
bagi mereka saya termasuk kategori orang-orang yang perlu siraman rohani lebih.
Tiga kali seminggu anggapan mereka kurang bagi saya.
Tiap hari saya mesti
menerima hampir lima kali pesan rohani yang selalu saya ‘end chat’. Ada yang
dikirim secara private message hingga broadcast, bahkan dua-duanya saya terima
dari orang yang sama dan pesan yang sama.
Moral itu sangat mudah
untuk diarahkan, “yaa mesti ke sini dan ke sana yaaa”. Harus mengikuti aturan
agama dan tidak melanggar etika lingkungan baru disebut bermoral baik. Dan
lewat pesan singkat dari ponsel pintar. Dan saya orang yang moralnya lagi
kurang baik saat ini, sehingga mereka mengirimkan pesan rohani dan pesan moral
itu lima kali dalam sehari.
Ini membosankan,
pesan-pesan itu terasa kosong sekali. Entah bagaimana saya mesti bilang kepada
mereka kalau pesan-pesan yang mereka kirimkan itu omong kosong bagi saya. Saya
tak membutuhkan pesan-pesan kosong seperti itu lagi.
Botol-botol minuman diam
ditempatnya dalam kulkas kaca .
Tapi masih saja
dikelompokan menurut warna dan rasanya. Lihat, dalam hal minuman saja manusia
itu diskriminasi dalam menaruhnya di kulkas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar