Jumat, 04 Desember 2015
Si Anak Baik dan Pria Tua
Sabtu, 17 Oktober 2015
Yang Tersisa Dari Sebuah Ucapan
Kamis, 17 September 2015
Negeri Tanpa Matahari
Baru kali ini saya lihat bahwa matahari tidak menampakan dirinya bukan karena cuaca atau badai, tapi karena asap. Asap yang berasal dari hutan yang terbakar atau dibakar oleh mereka yang disebut berkuasa. Ini negeri para bedebah.
Negeri ketika penguasa takut kepada yang berkuasa atas uang. Semua jadi mudah bukan. Sementara rakyat hanya mengeluh atas perlakuan tersebut tanpa ada perubahan berarti sebenarnya. Berganti-gantinya orde pun tiada artinya jika penguasa takut kepada yang berkuasa atas uang.
Uang kami yang seharusnya untuk pembangunan disaat krisis ini digunakan untuk menaikkan gaji para anggota dewan yang (tidak) terhormat (masih dibilang kurang). Negeri tidak memiliki rasa malunya sama sekali. Semua diisi oleh para bajingan yang tidak tahu malu. Dari desa ke kota. Dari kota ke provinsi. Dari provinsi ke pusat yaitu Jakarta. Dari PSSI ke FIFA. Dari hutan muncullah asap. Asap dari Indonesia di ekspor ke negeri lain.
Negeri ini indah seperti surga. Tidak. Negeri ini seperti sebongkah keju ukuran truk raksasa yang berisikan tikus dan kecoak didalamnya. Ya. Ini negeri yang diisi oleh para bajingan.
Matahari keliatannya malu untuk menampakan dirinya hari ini. Mungkin esok ia akan kembali untuk negeri ini. Atau mungkin saja tidak. Lebih baik tidak saja.
Sabtu, 15 Agustus 2015
Tanpa Judul
Rabu, 22 Juli 2015
Langkah Kecil
Saya sudah lama tidak menulis di blog ini, saya seakan-akan lupa akan puisi dan syair-syair indah yang telah saya baca. Sudah lama tidak membaca membuat saya sendiri muncul rasa kangen terhadap buku-buku yang berbaris manis di lemari kamar. Kasihan buku-buku yang telah dibeli tapi tidak dibaca.
Banyak momen-momen indah yang terlewatkan tidak tertulis di blog atau buku harian, wah perlu banyak rangkuman singkat untuk semua pengalaman tersebut.
Pengen rasanya waktu itu ditambah 12 jam lagi, jadi total waktu dalam 1 hari itu 36 jam. Seakan-akan 24 jam itu terasa singkat sekali. Saya merasa bahwa belum menjadi manusia seutuhnya. Ada yang bilang bahwa kurangnya waktu itu karena kita sendiri tidak dapat mensyukuri waktu yang tersedia atau yang lebih ekstrim lagi bahwa kurangnya waktu itu petanda manusia jaman akhir. Saya sendiri tidak akan memilih kedua-duanya.
Sekarang usia saya sendiri 24 tahun, hampir seperempat abad. Masih ada waktu untuk mengejar impian. Atau mungkin saya akan mengejar impian ditemani oleh seseorang yang saya kasihi.
Ini adalah sebuah langkah kaki kecil dari seorang manusia
Jam Tangan
Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...
-
yang\ ditakutkan\ ketika\ kamu\ pulang\ adalah\ bahwa\ kamu\ benar\ benar\ tidak\ ingin\ pulang\
-
aku terlalu takut untuk membacakan puisi-puisi untukmu terlalu banyak kepedihan dari matamu malam ini aku terlalu bimbang untuk bicara tenta...
-
kemarin ulang tahunmu, tiga puluh satu tahun yang lalu kamu lahir. Ada banyak doa yang terucap dari pesan teks yang kamu terima. iya pesan ...