Kamis, 29 September 2016

Level Berapa?

Saya dan teman-teman seringkali bercanda tentang level-level dalam dunia kerja maupun tentang kejadian-kejadian yang unik lainnya. Sebenarnya percakapan level ini bermula ketika sedang training beberapa minggu yang lalu. Sudah level berapakah Anda?
Level disini hampir sama dengan KPI (Key Performance Indicator) tahunan yang terbaru dari perusahaan. Jadi untuk sosialisasi diadakanlah semacam training bagi seluruh karyawan perusahaan saat ini.
Level paling rendah adalah 1 dan paling tinggi adalah 5. Seorang staf minimal memiliki level 1-2, seorang manager/supervisor minimal level 3-4, seorang direksi minimal memiliki level 5. Penentuan level ini berdasarkan kinerja yang diukur selama 6 bulan, jadi konsistensi melakukan point-point yang terdapat dimasing-masing level akan menentukan level berapa Anda.
Ini bukan level dalam cerita ninja Naruto, chunin, sanin hingga hokage. Tapi lebih kepada pengukuran nilai dari seorang SDM dan kompetensi diri pribadi. Jika seorang staf perusahaan tersebut masih berada dilevel 1, tentu ia harus upgrade ke level 2 untuk bisa meningkatkan kompetensi dalam dunia usaha ini.
Saking seringnya kita mengingat tentang level ini, jadi sering jadi bahan candaan ketika sedang bercerita. Misalkan ketika sedang menyaksikan seorang pengendara motor tidak memakai helm dijalan umum dan melewati pos polisi kita akan memberi level 5 kepada pengendara motor tersebut (ini hanya candaan). Atau ketika mampu bertahan diakhir bulan sebelum gaji cair sudah berada dilevel 5.
Mengapa perlu level?
Ternyata untuk menguji kompetensi pribadi, membutuhkan kejujuran dari diri sendiri. Mungkin saja bisa asal-asalan dalam menentukan level berapa? Tapi kompetensi diri akan menentukan hasil dari setiap pekerjaan yang menjadi tanggungjawab pribadi. Pentingnya mengetahui level berapa pribadi sendiri akan membantu kita untuk meningkatkan kompetensi kita. Tentu membutuhkan konsistensi untuk mencapai level tersebut.
Dan semakin kita mengetahui bahwa level kita sendiri akan menolong kita untuk mencapai level selanjutnya hingga apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan level tersebut. Seperti seorang ninja yang ingin menjadi Hokage, atau selamanya hanya akan jadi ninja Hatori.
Sudah Level Berapa? (Ah masih jauh rupanya)

Jumat, 16 September 2016

Dan Purnama Ini Kita Bertemu

Dan purnama ini kita bertemu,

Lalu kita bernyanyi bersama ditengah hingar bingar lampu kota, tapi kita tak pernah mengerti bait yang kita nyanyikan. Semua tampak kosong bagimu. Dan kamu berkata padaku :

“Aku tidak akan jatuh”,

“Ya tentu, kamu tidak akan jatuh”

Kamu tertawa pada purnama ini, dan malam pun tampak seperti seorang pecundang kehidupan. Kita mencoba untuk menghentikan waktu ini, mencoba agar purnama tidak berlalu. Tapi apa lacur, kita adalah budak waktu.

Tertawa, air mata, kesedihan, bahagia, canda, kelucuan dan kegilaan.

Kita seperti membawa gulungan kosong kedalam dunia ini, yang harus ditulis selama kita hidup. Dan mengantarnya kedalam ingatan orang lain. Akankah orang lain mengingatnya? Berapa lama? Seratus tahunkah?


“Mari kita hentikan omong kosong ini”

Kamis, 15 September 2016

Malam Punya Cerita Masing-Masing

Malam punya cerita masing-masing
Sedih
Bahagia
Hilang
Tawa
Kecup
Sepi
Pulang
Pesta
Dingin
Peluk
Hening
Diam
Berani
Setan
Hujan
Kamu
Gelap
Kosong
Sendu
Gemerlap
Aku simpan dalam kesendirian
Tidak untukmu atau untuk siapapun
Ku pilih ‘tuk kejar malam ini

Biar nanti ku pendam dalam diri 

Sabtu, 10 September 2016

Jika Pak Harto Masih Berkuasa Saat Ini...

Jika Pak Harto Masih Berkuasa Saat ini …


Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…
            Mungkin ABRI masih memegang kekuasaan atas keamanan negara
            Negara tetangga tidak akan berani klaim sana-sini wilayah perbatasan kita
            Keamanan dalam kota akan terjamin sebab akan sering kita jumpai ABRI
            Dan desa-desa akan mendapatkan program AMD atau ABRI Masuk Desa
            Tempat-tempat ibadah akan aman sebab dijaga oleh tentara atau polisi
           
Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…
            Tidak akan ada banyak partai, sebab partai akan dibatasi dalam pemilu
            Partai-partai lainnya tidak akan berani membuat keputusan yang bertentangan dengan
            pemerintah
            Stabilitas politik akan terjaga sehingga investasi akan meningkat
            Anggota DPR/MPR akan rajin ikut sidang dan tidak tidur
            GBHN akan terus ada dan ideologi pancasila akan terus digaungkan pemerintah
            Daerah akan mengikuti perencanaan dari pusat untuk pembangunan
            Perekonomian akan diperkirakan stabil dan pertumbuhan akan setara dengan RRT
           
Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…
            Tidak akan ada ormas-ormas yang berunjuk rasa menentang pemerintah
            Tidak akan ada ormas seperti FPI, FBR, HTI dll yang ingin membentuk negara khalifah
            Atau ormas-ormas yang anti-Pancasila
            Dan ormas-ormas tidak akan melakukan pungutan ilegal terhadap masyarakat dengan
            alasan keamanan
            Tidak akan ada ormas-ormas yang menentang keputusan pemerintah
            Juga tidak akan kita temui Ibu Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani saat pengusuran
            di Jakarta
            Juga tidak akan ada Pak Ahok di Jakarta, Kang Emil di Bandung, Pak Jokowi di Solo
            Ibu Risma di Surabaya dan Ibu Atut tidak akan ada di Banten

Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…
            Situs-situs porno akan terblokir tersendirinya
            Kita tidak akan menyaksikan acara D*hsyat, P*sbuker dan acara-acara musik yang
            penontonnya bayaran hingga ketawanya pun dibayar
            Kita juga tidak akan menyaksikan artis-artis yang alay-alay, kehidupannya dijadikan
            acara televisi tidak mendidik
            Juga tidak akan kita temui program-program acara televisi yang terindikasi membodohi
            Acara melahirkan istri artis dan suami anggota DPR pun tidak akan ditayangkan
            Akun-akun provokator di twitter dan facebook akan ditangkap 
            Jonru pun tidak akan ada di media sosial

Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…
            Mungkin tidak akan kita temui akun-akun alay bin lebay di facebook
            Facebook akan diblokir jika tidak mengikuti arahan pemerintah
            Twitter pun tidak akan berumur panjang jika tidak mengikuti aturan pemerintah
            Lalu muncullah media sosial buatan dalam negeri penganti facebook dan twitter
            Tidak akan ada yang berani mengkritik kebijakan pemerintah lewat media sosial
            Aktivis-aktivis akan ditangkap dan dihilangkan
            Gerakan-gerakan pro-demokrasi akan ditekan
            Tidak ada ruang bagi kebebasan berekspresi di negara ini
            Televisi hanya akan menyiarkan program-program yang mendukung pemerintah
            Koran-koran akan dibrendel jika mengkritik pemerintah
            Masyarakat akan terus mendengar kebohongan dari radio, televise dan koran-koran
            Penembakan misterius, penghilangan secara paksa, pengadilan tidak adil akan
            menjadi hal umum di negara ini
           
Jika Pak Harto masih berkuasa saat ini…

            Mungkin saja tulisan ini tidak akan pernah muncul…

Kamis, 01 September 2016

KETIKA RAKYAT DIBERI MAKAN JANJI KAMPANYE

    Menjelang Pilkada 2017, sudah banyak bertebaran baliho-baliho bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur di hampir setiap sudut jalan dan persimpangan yang padat kendaraan. Tak terkecuali di daerah saya sendiri sering saya jumpai baliho-baliho besar baik calon yang sudah dikenal atau mereka (belum dikenal) yang tiba-tiba ingin mengambil kesempatan untuk digandengkan dengan calon yang lebih dulu dikenal.
    Gubernur petahana daerah saya sendiri yang baru satu periode menjabat (mengantikan gubernur lama) dipastikan akan maju pada Pilkada 2017 dan sudah diperkirakan akan menghadapi wakil gubernur saat ini juga berniat akan maju pada 2017 ini. Bagi saya ini merupakan suatu tantangan bagi calon lain untuk maju menghadapi petahana gubernur dan wakil gubernur yang memiliki sumber daya yang besar sebelum masa kampanye. Bagaimana tidak, sebelum kampanye sudah bertebaran baliho mengucapkan selamat hari raya natal, imlek, idul fitri dan HUT RI ke 71. Dan baliho tersebut hanya memuat satu calon petahana beserta istrinya saja (tidak disertakan wakilnya), dan memang benar bahwa petahana lebih memiliki sumber daya berlimpah dalam menghadapi Pilkada. Walau keputusan akhir tetap ditangan rakyat.
    Dan tentu saya juga mengerti bagaimana Pak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak mau mengambil cuti kampanye akan menimbulkan kekuatiran bagi calon-calon lainnya jika Pak Ahok mengunakan sumber daya yang dimiliki untuk curang dalam kampanye nanti. Tentu saja akan membuat keblingler calon lainnya dalam menghadapi Pak Ahok.
    Kembali dalam judul diatas bahwa dalam masa kampanye kita akan disuguhkan dengan makanan berupa “Janji-Janji Manis Kampanye”, dan ini berbeda dengan Martabak Manis khas Bangka, tentu tidak kalah manis dengan martabak manis khas Bangka. Dan setiap hari kita akan dipaksa untuk membaca setiap janji-janji kampanye (hal ini seolah terasa seperti calon tersebut mengambil makanan dan memasukkannya kedalam kerongkongan).
     Saat memasuki masa-masa pilkada 2017 akan muncul baliho-baliho “hantu”, mengapa? karena baliho-baliho tersebut hanya akan kembali ditahun 2022 mendatang. Jadi sudah seperti penjual durian musiman. Biasanya setiap baliho akan menampilkan nama, wajah, gelar dalam pendidikan, kata-kata kiasan, dan pemaksaan dalam pemberian gelar dalam masyarakat, contoh “Bapak Pembangunan”.
    Dan apalagi saat memasuki masa kampanye kita akan melihat bendera-bendera bergambar binatang, simbol-simbol, warna-warni baik merah, kuning, orange, hijau dan biru bertebaran di median jalan ibukota. Jalanan dipenuhi kader-kader konvoi keliling, atau berkumpul dilapangan sambil berteriak-teriak membela calonnya. Dan sampah-sampah sisa-sisa kampanye dibersihkan kembali oleh petugas kebersihan. Dan calon-calon akan mendadak rohani dengan juga memasang baliho ditempat-tempat ibadah.
    Setiap janji kampanye tentu harus ada realisasinya selama lima tahun jabatan, apakah janji lama bisa ditepati sebelum membuat janji baru? Atau calon lainnya yang akan mencalonkan sudah memiliki visi dan misi jika ia terpilih, atau hanya seperti sebelum-sebelumnya? Kita berharap yang akan terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur bukanlah pemenang, tapi pelayan rakyat. Pemenang akan memperlakukan dirinya sendiri sebagai raja, tapi pelayan akan memperlakukan dirinya sebagai hamba.


Raja memberi makan rakyat dengan janji-janji, tapi pelayan akan menyediakan makan bagi rajanya. 

Jam Tangan

Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...