Senin, 26 Desember 2016
Semangat Marhaenisme
Jumat, 23 Desember 2016
Menjaga Bung Karno, Menjaga Indonesia
Kamis, 24 November 2016
Keajaiban
Sabtu, 12 November 2016
KEBENARAN
Sabtu, 22 Oktober 2016
Semua Orang Tiba-Tiba Menjadi 'Dewa'
Semua orang tiba-tiba merasa benar
Semua orang tiba-tiba merasa suci
Semua orang tiba-tiba menjadi pahlawan
Semua orang tiba-tiba membenci yang beda
Semua orang tiba-tiba mencintai yang sama
Semua orang tiba-tiba menjadi binatang
Semua orang tiba-tiba membinatangkan manusia
Semua orang tiba-tiba menjadi takut
Dan tidak semua orang seperti itu...
Kamis, 29 September 2016
Level Berapa?
Jumat, 16 September 2016
Dan Purnama Ini Kita Bertemu
Kamis, 15 September 2016
Malam Punya Cerita Masing-Masing
Sabtu, 10 September 2016
Jika Pak Harto Masih Berkuasa Saat Ini...
Kamis, 01 September 2016
KETIKA RAKYAT DIBERI MAKAN JANJI KAMPANYE
Senin, 15 Agustus 2016
Tanda Tanya
Entah mengapa banyak hal yang memang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita, contohnya ya seperti hal yang saya terangkan diatas. Menulispun terkadang saya bosan karena sudah semakin bosan dengan topik-topik yang beredar.
Menulis tentang olahraga, Messi dan Ronaldo udah banyak yang nulis. Bulutangkis tidak update, juga kemampuan bermain sebenarnya dibawah rata-rata. Rio Haryanto udah ngak membalap lagi diseparuh musim F1. Medali emas sampai sekarang ini belum satu pun didapat, mungkin karena negeri ini 200juta rakyatnya tidak pandai olahraga (sementara Thailand sudah dapat 2 medali emas).
Menulis tentang film, antri tiket untuk nonton di bioskop saja sebenarnya malas, karena antrinya lama. Padahal film-film Indonesia lagi oke-okenya. Juga saya tidak pandai berlakon jadi belum bisa menulis tentang film. LoL
Menulis tentang ekonomi, walaupun sebenarnya hal-hal berhubungan dengan ekonomi dikuasai walaupun sedikit sebenarnya topik ini bisa saya angkat. Ekonomi dalam bahasa aslinya Oikos Nomos, yaitu mengatur rumah tangga, dan saya belum berumahtangga jadi saya tunda dulu menulis tentang ekonomi ini.
Menulis tentang politik, sudah banyak pengamat-pengamat baru didunia perpolitikan ini, ya sekalian muncul ditelevisi siapa tahu jadi terkenal dan mendapat bayaran. Politik itu seperti Tai dan Kucing, kalo digabung jadi TAI KUCING (kata-kata ini saya dapat dari menonton film GIE). Sebenarnya politikus itu laiknya drama, dilakonkan oleh profesional-profesional dibidangnya, jika tak bisa melakonkannya dengan baik, matilah ia. Jadi saya tidak bisa menuliskannya dengan baik.
Menulis tentang artis dan aktor Indonesia, mungkin tidak, karena sekarang lagi terkenalnya film India Uttar*n dari siang sampai malam. Dalam doa saya semoga kabel pemancar dari stasiun televisi tersebut disambar petir sehingga stasiun televisi tersebut tidak bisa memancarkannya.
Menulis tentang perbedaan sosial, ini menjadi dilema, saya takutnya jika menulis tentang sosial sulit diterima, karena saya Cina, dan takutnya kondisi sosial kita sulit menerima mereka yang bukan mereka.
Menulis apapun sekarang menjadi sulit, sejak ekspansi VBlog di Instagram, Youtube, Facebook dan media-media sosial lain berbasis video, orang lebih suka melihat secara visual dibandingkan dengan membaca, padahal dulu yang baca blog saya ini banyak, sekitar 10 viewer per post. sekarang hanya 1 viewer, dan itu pun saya sendiri. Mungkin kita harus menutup Google dan diganti dengan Weibo, Facebook diganti Friendster, dan Youtube diganti dengan Handycam. LoL
Membuat video pun saya enggan sebenarnya karena anak Presiden lebih laku dari video saya. Membuat album tentu saja tidak menang dengan mantan presiden sebelumnya, menjadi penulis melelahkan saya karena saya sendiri tidak mengerti apa yang saya tulis ini.
Selamat Sore.
Minggu, 14 Agustus 2016
Kondisi Saat Ini
Kamis, 11 Agustus 2016
Seperti
Aku membenci ketika aku jauh darimu
Aku membenci ketika kamu sedih karena aku
Aku membenci diriku ketika aku tidak bisa membuat senyum diwajahmu
Aku membenci hari-hari ini ketika ia tidak adil bagimu
Aku membenci setiap kali ada yang menyakitimu dan itu aku
Aku mencintaimu seperti ranting dijadikan sangkar burung
Aku mencintaimu seperti E = MC²
Aku mencintaimu seperti tinta dan kertas yang menjadikannya ada
Aku mencintaimu seperti tiang langit
Yang menjadikannya tidak terbatas
Dan Ketika Malam Itu Terasa Sepi
Sendiri dan kesepian tentu adalah dua hal yang berbeda dalam arti dan maksud. Saat ini saya sedang sendiri, bukan berarti saya kesepian. Saya berusaha mencari waktu terbaik untuk menyeruput espresso dari biji kopi Silimahuta. Saya membutuhkan ketenangan untuk meminumnya.
Terus terang saya membenci kesendirian ini, saya seperti berbicara dengan benda-benda mati yang tidak bergerak dan tidak merespon. Tapi saya tidak kesepian.
Beberapa hari ini berita-berita ditelevisi, koran nasional maupun lokal terus memuat berita tentang Pilkada DKI yang bagi mereka semakin seru, atau bagian Olahraga yang masih panas berita tentang kepindahan Paul Pogba. Koran dan televisi banyak menyiarkan kebohongan juga dengan film-film india yang menurut saya semakin larut tayangnya dan tidak jelas alur ceritanya (itu seperti penderitaan yang tidak berakhir sampai ke neraka).
Adakah yang menarik dari semua itu?
Kebohongan dan kebohongan. Manusia menyukai kebohongan. Dan bukankah manusia selalu berbohong setiap waktu. Apakah kita seperti Adam yang bersembunyi dari Allah? Atau seperti orang Farisi?
Diajarkan sejak kecil "Bohong Itu Tidak Baik".
Selasa, 29 Maret 2016
Buku Di Persimpangan Jalan
Selamat Malam.
Tiba bagi penulis untuk bercerita malam ini, sudah lama penulis tidak update lagi blog ini. Penulis terlalu sibuk dengan aktivitas sebagai manusia bumi, kerja dan kerja.
Untuk bercerita itu kelihatannya sangat mudah mungkin bagi pembaca, tapi menulis itu bagi saya pribadi adalah seperti air, mengalir begitu saja, entah itu pembaca suka atau tidak. Tapi menjadi koreksi bagi penulis untuk menuliskan hal-hal yang menarik bagi pembaca. Karena walaupun "produk" yang ditawarkan bagus, tapi tidak disukai oleh pembeli, apalah artinya "produk" itu, oleh sebab itu penulis ingin senantiasa membuat pembaca juga seperti air dalam membacanya. Suka atau tidak sukanya itu akan tetap seperti air, mengalir.
Untuk cerita malam ini, penulis sendiri mempunyai banyak buku yang masih belum dibaca. Dan saya ingin berbagi banyak hal yang telah saya baca untuk pembaca budiman. (Kata-katanya sudah seperti buku LKS atau menulis ditajuk Konsultasi koran harian).
Dimulai dari buku.
Entah berapa banyak buku yang penulis punya di rak buku sederhana dikamar ini, belum setara perpustakaan di kota. Tapi setidaknya buku penulis tidak berdebu seperti di perpustakaan kota. Jika bercerita tentang buku, maka alasan penulis adalah waktu. Membaca itu membutuhkan waktu. Jika penulis sendiri jarang membaca buku, artinya waktu penulia tidak terbagi untuk membaca buku. Baiklah, sekarang penulis menghitung waktu.
Pukul 06.00 WIB - Bangun tidur
Pukul 07.00 WIB - Baru angkat dari tempat tidur
Pukul 07.10 WIB - Cuci muka (bila mau langsung mandi
Pukul 07.25 WIB - Menyeduh kopi. Ritual wajib setiap pagi.
Pukul 08.30 WIB - Berangkat ke kantor
Pukul 18.00 WIB - Tiba dirumah
Pukul 18.15 WIB - Selesai mandi
Pukul 18.45 WIB - Selesai minum kopi (sekaligus membuatnya)
Pukul 19.00 WIB - Pergi jalan-jalan
Pukul 22.30 WIB - Tiba dirumah
Pukul 23.00 WIB - Tidur tampan
Penulis selalu punya alasan untuk beralasan dan tidak mau dipersalahkan karena membuang-buang waktu. Anggap saja yang penulis rinci tersebut adalah proyeksi waktu sehari-hari. Dan saya tidak suka jika pembaca berkomentar terlalu banyak. Karena motto didunia maya adalah:
1. Uruslah diri Anda sendiri sebelum mengurusi urusan orang lain.
2. Hidup-hidup (diulang 2x) saya sendiri, seenak-enak (diulang 2x) saya.
3. Jangan sok suci
4. Silakan tambah sendiri
Dan penulis terlalu banyak membaca komentar "pembenci-pembenci" artis didunia maya, baik instagram dan twitter, memang itu membawa dampak yang negatif bagi psikologis. Dan jika penulis harus membaca buku diwaktu-waktu sehari-hari tersebut, artinya itu adalah sebuah kerinduan yang dalam sekali.
Baik itu saja penulis ingin bagikan malam ini. Dan perlu pembaca ketahui juga, bahwa menulis diblog ini perlu waktu, ini saya korbankan waktu.
Selasa, 19 Januari 2016
Si Gelap Yang Kau Sebut
Saat itu tiba...
Yang terdengar hanya suara dari malam
Binatang-binatang kecil bersahutan dalam melodi yang tidak aku ketahui
Aku bosan pada melodinya
Tapi aku merindukan ia jika tak ku dengar saat malam
Dan gelap itu kau sebut malam
Kamu benci jika malam tiba
Karena malam merampas keramaianmu
Apa yang dirampas malam akan kembali pada paginya
Dan pagi itu kau sebut malam yang akan datang...
Aku menunggu malam supaya kamu bercerita bahwa kamu membencinya
Membenci melodi
Membenci gelap
Membenci kesepian
Membenci dirimu sendiri
Apa yang telah dirampas oleh malam akan kembali pada paginya
Jam Tangan
Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...
-
yang\ ditakutkan\ ketika\ kamu\ pulang\ adalah\ bahwa\ kamu\ benar\ benar\ tidak\ ingin\ pulang\
-
aku terlalu takut untuk membacakan puisi-puisi untukmu terlalu banyak kepedihan dari matamu malam ini aku terlalu bimbang untuk bicara tenta...
-
kemarin ulang tahunmu, tiga puluh satu tahun yang lalu kamu lahir. Ada banyak doa yang terucap dari pesan teks yang kamu terima. iya pesan ...