Senin, 25 November 2013

HUMANISME

Menurut KBBI : hu·ma·nis·me n 1 aliran yg bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yg lebih baik; 2 paham yg menganggap manusia sbg objek studi terpenting; 3 aliran zaman Renaissance yg menjadikan sastra klasik (dl bahasa Latin dan Yunani) sbg dasar seluruh peradaban manusia; 4 kemanusiaan

Dalam buku “Bahaya postmodernisme dan peranan kredo reformed”, Lumintang menjelaskan bahwa dalam bahaya postmodernisme filsafat humanisme ini menjadikan manusia sebagai pusatnya. Sama dengan rasionalisme (rasio manusia sebagai ukurannya).
Sedangkan dalam buku “sejarah pemikiran reformasi” karya Alister M. Grath menyatakan bahwa : jika kita mengunakan humanisme pada abad 20 maka kita bisa mengartikannya sebagai gerakan Anti-Agama yang berfokus pada manusia dan mengesampingkan Allah. Humanisme malah disebut sebagai gerakan sekularisme atau mungkin atheisme.
Tetapi menurut Alister pada abad ke 16 (dalam buku :sejarah pemikiran reformasi)-(dengan mengesampingkan para teolog/penulis abad 20), kata humanist mempunyai arti yang sangat berbeda. Orang-orang humanis pada abad ke 14, 15 dan 16 adalah orang-orang yang sangat religious menurut Alister. Karena mereka sangat peduli pada pembaharuan gereja daripada menghancurkan gereja.
Mari kita kembali pada masa renainsans dimana humanism mempunyai hubungan dengan gerakan reformasi yang dimulai oleh bapak-bapak gereja kita.
Di prancis gerakan renaisans menunjuk pada gerakan kebangkitan sastra dan seni pada abad ke 14 dan abad 15. Penulis komtemporer cenderung mengunakan renaisans sebagai revival (kebangunan) / restorasi kembali.
Menurut Jacob Burckhardt masa renaisans melahirkan era modern (sama dengan pendapat Lumintang). Dalam era ini umat manusia berpikir diri mereka sebagai individu-individu.
Humanisme ini memiliki pengertian yang cukup memusingkan, dimana pada abad ke 14, 15 dan 16 itu mempunyai konsep yang cukup berbeda dengan konsep humanisme abad ke 20. Jika dilihat dari sejarahnya humanisme ini sepertinya berkembang sangat jauh melenceng dari yang seharusnya terjadi pada lima abad yang lalu. Seperti yang telah disebutkan diatas, gerakan humanisme pada abad ke 14, 15 dan 16 ini lebih menuju ke gerakan untuk memperlajari karya-karya klasik kesusastraan.
Paul Oskar Kristeller mengambarkan humanisme ini sebagai gerakan kebudayaan dan pendidikan, khususnya dalam bidang tulis menulis dan bertutur lisan. Slogan dari humanisme ini adalah AD FONTES (kembali ke sumber sumber asli). Kemerosotan pada jaman kegelapan (abad 7-14) seakan-akan membawa orang-orang humanisme melakukan sebuah gerakan untuk kembali ske teks-teks asli.

Senin, 04 November 2013

4 Hari Lagi

Aku ingin bercerita tentang suatu perjalanan yang terus terang ingin dilalui tapi terkadang terlalu takut untuk dijalani.
Aku punya sebuah cerita. Dan aku ingin orang lain mendengarkan cerita tersebut. Tapi jika tak ingin didengar, tak apa. Aku tak pernah berharap ceritaku akan didengar oleh orang lain.
Ini adalah Sebuah Cerita Pendek yang dilahirkan dari sebuah imajinasi dan pikiran.

****

Itu diawali oleh sebuah tempat dimana ingin sekali dikunjungi, tempat itu aku sebut dengan "Belantara". Dari sebuah tempat dimana aku berasal sebuah perkampungan yang indah dimana terletak dari sisi perbukitan yang menjulang keangkasa raya, perkampungan itu di kelilingi oleh hutan yang membentuk kedamaian dan kengerian.Di sanalah tempat aku berada, sebuah tempat aku dilahirkan diperkampungan nan indah dan memikat hati.

Sejak kecil aku selalu menghabiskan waktuku dengan bermain di sungai dan di peternakan milik orangtua ku sendiri. Aku anak bungsu dari dua saudara. Boleh dibilang kami adalah keluarga bahagia dan sederhana di perkampungan tersebut.

Aku suka membaca, mulai dari majalah, koran dan buku-buku. Tentang buku, mungkin ia adalah harta fisik yang ku miliki selama hidupku.  Aku punya beberapa koleksi buku mulai dari sastra novel, puisi, cerpen, sejarah hingga hal-hal bertema umum lainnya. Buku yang sangat ku cintai.

****

Aku mulai mendengarkan beberapa cerita tentang kengerian yang terjadi dalam Belantara tersebut, mulai dari teriakan hingga tanggisan yang terjadi. Tapi terus terang lepas dari Belantara tersebut adalah impianku, tentu saja akan menjadi kebanggaan tersendiri jika berhasil lolos atau lepas dari kengerian ini.

Sejak kecil aku selalu ditakuti akan cerita tentang dongeng dan takhayul yang tak beralasan sebelum tidur. Cerita tentang Belantara yang kejam dan pembunuh terhebat sepanjang masa. Sedangkan dari mulut orang lain, lepas dari Belantara adalah kebebasan tersendiri bagi manusia ini.

Tinggal empat hari lagi aku menuju Belantara tersebut, Belantara yang sangat kejam dan sadis, boleh ku bilang ia adalah MONSTER.

Senin, 21 Oktober 2013

SINGAPURA

Negeri yang sangat kecil tapi menjadi panutan bagi pemimpin dunia untuk membentuk kota mereka menjadi seperti Singapura. Dunia ini memang membutuhkan seribu Singapura. Apa benar seperti itu?

Saya teringat akan sosok Bung Hatta. . . . .

Saat dua orang anggota KKO, Usman dan Harun yang melakukan sabotase di Singapura tertangkap oleh pemerintah Singapura pimpinan Lee Kuan Yew. Ancamannya tentu saja hukuman mati ditahun 1968.

Pemerintahan Soeharto mengajukan dispensasi. Kemudian ditolak.
Rakyat marah. Menuntut untuk diputuskan saja hubungan diplomasi kedua negara.

Begitu juga dengan Bung Hatta. Beliau marah terhadap keputusan Lee Kuan Yew. Hingga ia menyampaikan tekadnya bahwa ia tak akan menginjakkan kakinya lagi di Singapura. Dan memang, sampai akhir hayatnya, beliau tak pernah menginjakkan kakinya lagi di Singapura walaupun banyak undangan seminar dan maupun undangan lainnya dari negeri singa tersebut.

Bayangkan jika yang dilakukan oleh Bung Hatta juga diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia.
Singapura bakalan BANGKRUT.

Senin, 14 Oktober 2013

MENULIS

Beberapa bulan ini tanpa sadar aktivitas membuat saya harus menunda penulisan untuk blog saya sendiri. saya sangat senang menulis beberapa hal yang menurut saya penting untuk saya bahas (walaupun terasa tak penting bagi pembaca).

Ada beberapa topik yang ingin saya bahas, tapi terasa berat sekali bahannya. Saya merasa hidup dalam menulis, sebab mungkin ini adalah cara terbaik bagi saya untuk meluapkan apa yang ada dipikiran saya dan uneg-uneg yang tak penting lainnya. saya juga tak berharap tulisan saya akan dibaca oleh khalayak umum. Menulis ini tak lebih dari sebuah latihan bagi saya untuk kedepannya.

Saya tak punya waktu untuk menulis, jujur saja. Ada beberapa tulisan yang belum saya selesaikan dilaptop. RUMET dalam mencari bahannya untuk ditulis. Mungkin kekurangan ide, lewat internet terus terang bahannya terasa dangkal dan cukup tahu saja tanggal dan waktu peristiwa. Selebihnya, saya kurang mempercayai bobot penulisan di internet.

Buku, saya membutuhkan buku untuk menjadi bahan referensi saya dalam menulis. Saya bukan Tan Malaka yang mempunyai otak seperti perpustakaan berjalan dalam kepalanya. Yang menulis walau tanpa bahan referensi atau buku ditangan.

Tulisan saya diterbitkan di dua majalah, walaupun masih dalam lingkup kecil peredarannya, saya berharap ini akan jadi batu loncatan kedepannya.

Dalam tata bahasa saya masih berantakan. masih banyak yang harus saya perbaiki dalam tata bahasa yang baik dan benar. Perlu koreksi lagi.

Tentang Kambing Hitam tulisan saya. Itu hanya tulisan ringan yang ditulis dalam tempo tak kurang dari 30 menit. Saya ingin menulis kategori berat tentang ekonomi, sosial, filsafat dan sastra. walau masih dangkal dalam pemahaman, tapi setidaknya saya cukup tahu.

Menulis itu membutuhkan kekuatan dalam bahasa, seperti Goenawan Mohamad, saya sangat menyukai tulisannya. dan terkadang kagum dengan pengunaan tata bahsa yang indah dan memikat.

Menulis itu membutuhkan ide. Jika tak mempunyai ide, berhentilah dahulu menulis.

S.H.G

Saya ingin mengingat tentang S.H.G
Yang terlahir dalam jaman edan
Jaman ketika orang memakai topeng masing-masing demi kekuasaan
Dan melupakan kebutuhan dasar rakyat.

Ketika masa muda dibumbui oleh rasa cinta
Cinta yang tak pernah berakhir manis bagi seorang aktivis
Aktivis yang melampaui jamannya
Dan terasa pahit untuk dikenang dan dikisahkan kembali.

Engkau jujur terasa percuma saat itu
Dan engkau pun dibenci dan dihina oleh karena kebenaran
Yang keluar dari tulisan-tulisan adalah kritik dan kebenaran
Tapi manusia saat itu adalah manusia edan yang terlahir dalam jaman edan

Senin, 07 Oktober 2013

BAPAK REPUBLIK YANG DILUPAKAN

(Tulisan ini diambil dari situs http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/09/02/34-artikel-menarik-seputar-tan-malaka/ dimana penulis ingin sedikit mengingat sosok Tan Malaka yang dilupakan oleh bangsanya sendiri.)
(Penulis bukannya men-copy-paste-kan atau hal negatif lainnya. tapi biarlah tulisan yang sedikit ini dapat mengajarkan kita tentang tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia -- walau sebagiaan orang menganggap tidak penting-- yang akan memberikan kita pengertian.)



Majalah Tempo dalam edisi khusus Kemerdekaan mengangkat profil Tan Malaka : Bapak Republik Yang Dilupakan. Tidak tanggung-tanggung edisi Tan Malaka ini terdiri dari 26artikel yang ditulis oleh wartawan Tempo dan 8 kolom/opini yang ditulis oleh pengamat/pakar dari Asvi Warman Adam hingga Ignas Kleden.
Beberapa petikan penting soal Tan Malaka, sehingga terlalu gegabah kalau kita mengabaikan edisi khusus tempo ini, mengabaikan Tan Malaka …..
”Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) sebagai pleidoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag (1928), dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933)”.
“Buku Naar de Republiek dan Massa Actie (1926) yang ditulis dari tanah pelarian itu telah menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan di Indonesia. Tokoh pemuda radikal Sayuti Melik, misalnya, mengenang bagaimana Bung Karno dan Ir Anwari membawa dan mencoret-coret hal penting dari Massa Actie.”
“Bagi Yamin-yang kemudian bergabung dengan Tan dalam kelompok Persatuan Perjuangan-Tan tak ubahnya Bapak Bangsa Amerika Serikat, Thomas Jefferson dan George Washington: merancangkan Republik sebelum kemerdekaannya tercapai”
“W.R. Supratman sudah membaca seluruh buku Massa Actie itu,” kata Hadidjojo. Muhammad Yaminlah yang memaksa Sugondo memberikan waktu bagi Supratman memainkan lagu ciptaannya di situ. Lalu bergemalah lagu Indonesia Raya, lagu yang terinspirasi dari bagian akhir Massa Actie: “Lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu, dan tulangmu. Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang putra tanah Indonesia tempat darahmu tertumpah”
“Ia hidup dalam pelarian di 11 negara. Ia memiliki 23 nama palsu. Ia diburu polisi rahasia Belanda, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat”.
“Ketika memperingati sewindu hilangnya Tan Malaka pada 19 Februari 1957, Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution mengatakan pikiran Tan dalam Kongres Persatuan Perjuangan dan pada buku Gerpolek (Gerilya Politik Ekonomi) menyuburkan ide perang rakyat semesta. Perang rakyat semesta ini, menurut Nasution, sukses ketika rakyat melawan dua kali agresi Belanda. Terlepas dari pandangan politik, ia berkata, Tan harus dicatat sebagai tokoh ilmu militer Indonesia. “
“….jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka. (testamen Soekarno)”
“Di seputar Proklamasi, Tan menorehkan perannya yang penting. Ia menggerakkan para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), 19 September 1945. Inilah rapat yang menunjukkan dukungan massa pertama terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum bergema keras dan “masih sebatas catatan di atas kertas”. Tan menulis aksi itu “uji kekuatan untuk memisahkan kawan dan lawan”. Setelah rapat ini, perlawanan terhadap Jepang kian berani dan gencar”.
Ketua Partai Komunis Indonesia, D.N. Aidit, mengatakan sumber kegagalan pemberontakan 1926 antara lain kurang persiapan dan minim koordinasi. “Tapi, selain itu, ada orang seperti Tan Malaka, yang tidak melakukan apa pun, hanya menyalahkan setelah perlawanan meletus,” kata Aidit. Dia juga menyebut Tan sebagai Trotskyite, pengikut Leon Trotsky (lawan politik Stalin), “sang pemecah belah”.
”Musso bersumpah menggantung Tan karena pertikaian internal partai”.
“Kongres memberi tepuk tangan yang ramai pada Tan Malaka, seolah-olah telah memberi ovasi padanya,” tulis Gerard Vanter untuk harian De Tribune. “Itu merupakan suatu pujian bagi kawan-kawan kita di Hindia yang harus melakukan perjuangan berat terhadap aksi kejam.” (Konggres Komintern ke 4)
Tan Malaka adalah Che Guevara Asia – Harry Poeze (penulis gigih Biografi Tan Malaka)
Silah mengakses ke seluruh 34 artikel tersebut dibawah ini, klik
http://ruangasadiru mahkata.blogspot .com/2008/ 09/tan-malaka- bapak-republik- revolusi. html

Selasa, 01 Oktober 2013

SEJARAH YANG DIGELAPKAN

Jika kita kembali di tahun 1965 tepatnya dibulan September dan tanggal 30, mungkin kita akan terus bertanya-tanya tentang siapa pelaku dari pembunuhan dan penculikan para jendral AD. Jika diserahkan ke para sejarahwan dan orang-orang yang disebut sebagai pemenang dalam tragedi yang disebut GESTAPU kita juga akan terus bertanya-tanya, mana kesaksian yang benar dan salah? dimana saksi-saksi kunci dari mereka yang tertuduh atau lebih tepatnya pimpinan CC PKI? Mengapa mereka dihabisi besgitu saja tanpa ada persidangan? Mengapa justru pimpinan CC PKI seperti D.N. Aidit harus ditembak dilapangan, begitu juga dengan Njoto yang sampai sekarang kuburannya pun tidak kita ketahui.

SEJARAH ADALAH MILIK MEREKA YANG MENANG. YANG MENANG BERHAK MEMBUAT SEJARAHNYA SENDIRI DAN MENENTUKAN SEJARAH.

Jumat, 13 September 2013

SEBUAH IMAJINASI



Sudah dua malam ini saya bermimpi tentang hal yang sama.  Dimana ada seseorang yang kelihatannya kemunculan dalam mimpi selama dua malam ini. Tentu saja saya mengenal orang tersebut, dan masih teringat dengan jelas mimpi tersebut. Mungkin saya beberapa hari ini memikirkan dan berimajinasi dengan orang tersebut hingga terbawa dalam mimpi. 

Jika mengingat sebuah imajinasi, ada beberapa hal yang menarik bagi saya, dimana ada seorang teman saya menganjurkan saya untuk lebih sering membaca komik daripada membaca koran atau buku yang berisi tulisan. Mungkin supaya imajinasi saya jalan. Saya sendiri kurang tahu apa faedahnya bagi saya. Akrena menurut saya beberapa hal yang saya lakukan adalah hal sia-sia, mulai dari membaca komik (sia-sia menurut saya), membaca koran, majalah, buku bahkan berita dan tulisan yang saya dapatkan di internet.

Berbicara tentang imajinasi, mungkin si Dul juga berimajinasi menjadi pembalap saat mengendarai mobil Lancer yang ia gunakan ketika terjadinya tabrakkan tersebut. Atau ketika Vicky berimajinasi menjadi seorang intelektual ketika berbicara bahasa aneh tersebut.

Semua mungkin hal-hal kecil yang terjadi adalah dimulai dari berimajinasi. Dari berimajinasi kita bisa mendapatkan hal yang kelihatannya mustahil untuk kita dapatkan. Mis: saya berimajinasi untuk pergi ke Jepang atau negara lainnya atau hal yang bersifat ide dan pemikiran.


*  * * * *
“Imajinasi lebih penting dari Pengetahuan. Karena pengetahuan itu terbatas, sedangkan imajinasi merangkul seluruh dunia, mendorong perubahan, dan melahirkan kemajuan manusia.” Einstein

"(Bangsa) Jang tidak mempunjai "imagination", tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar! Tidak mempunjai keberanian - Padahal jang kita lihat di negara-negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa bangsa jang mempunjai "imagination", mempunjai fantasi fantasi besar: mempunjai keberanian ; mempunjai kesediaan menghadapi risiko ; mempunjai dinamika.” Bung Karno

Jika sedemikian halnya imajinasi begitu penting dalam hidup sehingga terus akan mempengaruhi otak seseorang. 

Tapi sedikit orang yang bisa mewujudkan imajinasi tersebut.

Selasa, 10 September 2013

PENILAIAN SAYA

PENILAIAN “SAYA”

Saat sedang membuat tulisan ini, saya sedang mendengarkan alunan musik dari sebuah café, lagu yang sangat luar biasa. Saya tidak mengetahui lagu ini siapa menyanyikannya dan dari mana asal lagu ini. dan saya juga tidak mengetahui akan membawa kemana tulisan saya ini akhirnya, mungkin juga dengan hidup, kita tak akan pernah tahu Tuhan akan membawa kita kemana akhirnya dalam menjalani hidup ini.
Beberapa waktu ini saya membaca buku yang sedikit rohani, buku yang mengulas tentang jaman postmodern dan ancaman-ancaman yang akan terjadi kedepannya. Buku yang baik. Tapi saya sedikit menerka-nerka tentang keadaan jaman kedepannya dikemudian hari, mungkin dunia akan semakin baik menurut ukuran manusia, tetapi tidak untuk Tuhan.
Saya bukan pakar agama atau rohaniawan yang bisa memberikan ceramah atau doktrin-doktrin yang sesuai dengan kitab suci. Tidak. Saya bukan itu.
Sebagai apakah saya, itu terserah Anda menilai saya. tapi sejujurnya saya kurang menyukai penilaian yang Anda berikan kepada saya.
Tentang sebuah penilaian, saya terinngat kepada beberapa kisah yang cukup membuat saya kagum. Yaitu tentang sebuah cerpen dari seorang yang bernama Djenar Maesya Ayu. Terus terang saya suka cerpennya, saya tidak memandang negatif tentang isi cerpennya, karena saya tahu  cerpen dari Djenar Maesya Ayu  adalah salah satu cerpen terbaik di Indonesia.
Cerpen berjudul “Saya Di Mata Sebagian Orang” akan menjadi tema dalam tulisan saya ini.
Mungkin kita pernah mengalami penilaian dari orang sekitar kita. Tentu itu adalah negative dan positif penilaian tersebut. Tapi saya ingin bercerita disini tentang cerpen tersebut, karena cerpen tersebut memiliki penilaian yang berbeda.
“Sebagian orang menganggap saya munafik. Sebagian lagi menganggap saya pembual.  Sebagian lagi menganggap saya sok gagah. Sebagian lagi menganggap saya sakit jiwa. Sebagian lagi menganggap saya murahan.” Ini berbicara tentang “SAYA” dalam cerpen tersebut, ia memandang orang lain sering memandangnya secara negatif. “SAYA” adalah orang yang terhakimi dalam lingkungan “SAYA”.
Kemudian “SAYA” bercerita selanjutnya: “Padahal saya tidak pernah merasa munafik. Tidak pernah merasa membual. Tidak pernah merasa sok gagah. Tidak pernah merasa sakit jiwa. Tidak pernah merasa murahan.”
Dan “SAYA” adalah orang yang berusaha menjelaskan posisi saya dimata sebagian orang kalau saya tidak seperti mereka pikirkan. Saya adalah seperti yang saya pikirkan, bukan yang mereka pikirkan. “SAYA” adalah orang yang membela diri terhadap lingkungan saya.
Dan kita mengalami apa yang “SAYA” alami. Begitu juga dengan saya mengalami apa yang dialami oleh “SAYA” tersebut. Mungkin tidak sekeras itu. Tapi saya mengalaminya. Juga dengan Anda, bukankah begitu.
“SAYA” adalah orang yang punya banyak teman disini. Dimana? Ya disini, didunia saya yang mungkin orang lain menilai “SAYA” seperti yang diatas tadi. “SAYA” adalah orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk mencintai (atau memang “SAYA”  tidak mau mempunyai kemampuan untuk mencintai), tapi bukan berarti “SAYA” tidak mempunyai teman. “SAY” punya banyak teman. Dan teman “SAYA” diceritakan adalah teman-teman yang baik. Seperti menyiapkan air hangat untuk mandi, menjemput setelah pulang kantor, menemani nonton, menemani dubbing dan mereka teman-teman yang baik.
Yang selalu menyediakan bantuan dalam hal finance maupun hal-hal lain. “SAYA” butuh mobil tinggal dipesan, atau mau ganti mobil tinggal bilang pada teman saya. juga untuk pergi ke pesta “SAYA” butuh gaun dan perhiasan tinggal diutarakan, maka itu semua bisa sediakan oleh teman saya yang lain. Tapi “SAYA” tidak pernah memaksa. Ingat, “SAYA” tidak pernah memaksa.
Tapi “SAYA” juga mengeluarkan tenaga dan waktunya untuk teman-temannya, seperti makan malam, bercanda, sentuhan, ciuman panas diatas ranjang hingga berlanjut ke acara selanjutnya, “SAYA” sering melakukannya diberbagai tempat. “SAY” sebenarnya sering merasa terganggu, tapi untuk teman-teman tidak apa-apa. “SAYA” akan berkorban sedikit karena teman-temannya juga berkorban banyak.
Lihat, kurang baik apa “SAYA” terhadap teman-teman saya. “Semua yang saya lakukan dianggap tidak benar. Sebagian menganggap saya munafik. Sebagian lagi menganggap saya pembual. Sebagian lagi menganggap saya sok gagah. Sebagian lagi menganggap saya sakit jiwa. Dan sebagian lagi menganggap saya murahan.” Tulisnya.
Teman-teman “SAYA” sering merasa terganggu terhadap perhiasaan yang baru saya kenakan berikut tas baru pemberian teman “SAYA”. oleh teman lainnya lagi “SAYA” dijadikan bahan olok-olok baik di sms maupun di e-mail.
Syahdan, sejak “SAYA” dinyatakan terkena HIV, banyak teman-teman “SAYA” yang dulunya baik sekarang mulai menjauhi “SAYA”. “SAYA” dianggap sebagai anjing kustaa. Dan itulah “SAYA”, masih saja tetap dianggap munafik, pembual, sok gagah, sakit jiwa dan murahan oleh sebagian orang,
*Ini bukan saya. Tapi “SAYA” yang berasal ditempat berbeda yang mungkin saja ada (tapi saya  yakini ada).

Senin, 02 September 2013

HILANGNYA NAMA???

Bulan September telah dimulai.
Untuk bulan Agustus sendiri penulis jarang menulis dikarenakan kesibukkan. Tentu bukan karena malas atau hal-hal lainnya, cuma karena sibuk saja.

Ada beberapa hal yang cukup mengelitik saya beberapa hari ini, yaitu tentang hilangnya 15 nama anggota dewan kita yang (tidak) terhormat dari laporan BPK audit BPK. Saya teringat iklan tentang produk rokok yang lucu, dimana ada beberapa orang yang meminta pulang kerumah pada JIN yang keluar dari botol yang mereka temui di pinggir pantai, dan JLEB satu-persatu dari mereka hilang.

Mungkin kisah JIN tersebut bisa kita pakai dalam penghilangan 15 nama anggota DPR yang tiba tiba hilang dari audit BPK. Mungkin ada kekuatan yang lebih kuat dalam penghilangan nama tersebut.

Kemudian pimpinan DPR menggaku tidak tahu menahu tentang hilangnya nama anggota DPR tersebut dan membantah melakukan intervensi dan penggunaan kekuasaan untuk menekan BPK. Sementara BPK menolak tudingan dari para aktivis tentang penghilangan nama anggota DPR tersebut.

Jadi kemana hilangnya nama 15 anggota DPR yang (tidak) terhormat tersebut?

Mungkin ada JIN yang menghilangkan nama mereka dari daftar audit BPK tersebut.

Jumat, 23 Agustus 2013

PARA MENTERI DAN BINTANG MAHAPUTRA ADIPRANA

Ada delapan menteri dari KIB yang menerima penghargaan disaat kondisi negara yang semakin tak pasti. Dan ada delapan menteri juga yang menerima secara (mungkin) bangga dengan penghargaan ini. Tapi tidak membuat saya bangga (sebagai seorang rakyat).

Saya teringat akan beberapa masalah negeri ini yang masih belum terselesaikan, antara lain.
1. Pelanggaran HAM 1966 dan HAM 1998.
2. Konflik Papua yang masih belum menemui titik terang.
3. Dilema BBM dan krisis energi Indonesia.
4. Konflik agama.
5. Ujian Nasional yang menuai kritik.
6. Anjloknya neraca perdagangan.
7. Dugaan menteri korupsi.
8. (Banyak hal yang tak bisa dituliskan lagi).

Kemudian saya mencari artikel tentang menteri-menteri ini. Mungkin bisa menjadi abahn pertimbangan apakah layak untuk menerima penghargaan dari presiden. Tentu saja masyarakat tak berhak memberi penghargaan MAHAPUTRA ADIPRANA ini. Rakyat cuma bisa mengingat dan menilai kalau sebenarnya para menteri itu layak atau tidaknya menerima penghargaan tersebut.

1. M. Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2009-2014
ada artikel menarik tentang besannya presiden kita.
 http://politik.kompasiana.com/2012/12/16/kapankah-dosa-dosa-hatta-rajasa-terungkap--511366.html

2. Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi Menteri Sekretaris Negara periode 2009-2014
saya tak tahu peran seperti apakah yang dijalankan menteri satu ini. Soalnya tanggungjawabnya lebih ke presiden. Jadi jasa dan peran dari mensegneg ini sebenarnyatak bisa saya ketahui.

3. Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan periode 2009-2014
Ini menteri yang pernah ancam wartawan (disaat jamannya demokrasi). Mungkin menteri ini harus diberi pendidikan lebih.
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/25/078431863/Menteri-Purnomo-Ancam-Wartawan-Jakarta-Post 

4. Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral periode 2009-2014
Saya tidak bisa berpendapat lebih terhadap menteri satu ini. Soalnya ia bos dari SKK MIGAS yang ditangkap KPK beberapa waktu lalu.
http://nasional.kompas.com/read/2013/08/20/1930570/ICW.Jero.Wacik.Sebaiknya.Mundur.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4305/Impor-Minyak-Indonesia-Sudah-Mengkhawatirkan
http://hukum.kompasiana.com/2013/05/25/dosa-dosa-investigasi-freeport-563214.html
http://regional.kompasiana.com/2013/05/21/freeport-kubur-indonesia-562071.html
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/04/11/csr-freeport-model-baru-pelecehan-terhadap-rakyat-papua-550406.html
dan ada beberapa situs yang sudah ditutup ketika membahas tentang Freeport ini.
Ini juga kenapa :
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/23/078506747/Diburu-Wartawan-Jero-Wacik-Masuk-Toilet-Wanita


5. Djoko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum periode 2009-2014
http://metro.kompasiana.com/2013/01/22/banjir-jakarta-karena-salah-urus-kementerian-pekerjaan-umum-526964.html
http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/090499933/Menteri-Djoko-Kirmanto-Curi-Start-Lelang-Proyek-PU


6. Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014
Ini menteri yang "sukses" dalam UN kemarin.

7. Suryadharma Ali, Menteri Agama periode 2009-2014
Dari konflik Ahmadiyah, kasus GKI yasmin, dll
http://indonesia.ucanews.com/2013/04/04/menteri-agama-salahkan-umat-kristen-terkait-penutupan-gereja/
http://regional.kompas.com/read/2012/06/12/12241130/20.Gereja.di.Aceh.Disegel.dan.Terancam.Dibongkar
http://regional.kompas.com/read/2012/10/24/16041587/Penutupan.Gereja.dan.Wihara.di.Aceh.Tindakan.Subversif

dan ini untuk BONUS.
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=253880:inilah-10-lembaga-negara-terkorup&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91

#masyarakat berpendapat dan menilai#

Selasa, 13 Agustus 2013

SUDAH MALAM

SUDAH MALAM


Aku keluar dari kegelapan
Gelap yang menguasai raga dan pikiran.
Kepada terang yang kutemui dipersimpangan
Jika harus kutemui terang
Mengapa gelap terus mengikuti

Aku terus berlari
Tapi tak ku jumpai terang diujung
Gelap semakin menyusul

Ahh...
Sialan, hari sudah malam

Senin, 05 Agustus 2013

EKALAWYA

Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk menuliskan sesuatu tentang Ekalawya.

Yang pertama adalah bahwa kisah Ekalawya dalam Bharatayuddha hanya sedikit disinggung dan mendapat porsi yang kelihatannya kecil sekali.

Yang kedua adalah terjadi ketidakadilan dalam kisah Ekalawya, seharusnya ia mendapatkan keadilan dalam hidup. Tapi ia tak mendapatkan keadilan itu tapi justru ketidakadilan yang ia peroleh.

Dan yang ketiga adalah inspirasi dari cerpen Lan Fang dalam buku berjudul Sonata Musim Kelima, kumpulan cerpen.

Durna (guru dari Pandawa dan Kurawa) bertindak sangat tidak adil terhadap Ekalawya yang memohon untuk menjadi muridnya karena ia (Ekalawya) berasal dari kasta terendah bukan dari kasta tertinggi. Diskriminasi sangat terlihat disini dimana sang guru tidak patut melakukan itu, Durna sangat menyayangi Arjuna dibandingakan dengan murid-murid lainnya.

Tapi karena tekad dan kegigihan Ekalawya yang tetap berlatih walau hanya berguru pada patung Durna yang ia buat. Berkat kegigihan sang murid, ia berhasil menjadi seorang pemanah tangguh dan ulung stara dengan Arjuna hanya dengan berguru pada patung Durna.

Sautu hari Ekalawya memanah anjing yang mengong-gong, dan anak panahnya tepat mengenai mulut anjing itu. Anjing itu ditemukan oleh para Pandawa yang bertanya-tanya siapa gerangan yang memanah anjing tersebut hingga tepat. Kemudian Ekalawya memperkenalkan dirinya sebagai pemanah anjing tersebut dan mengaku seabgai murid sang guru Durna.

Kaget dan heran bercampur amarah menghampiri sang guru Durna. Tidak terima karena penggakuan Ekalawya sebagai murid, padahal sudah ditolak. Arjuna sendiri muncul rasa iri hati dan cemburu bahwa sang guru hanya mengakui Arjuna sebagain murid terhebat dalam memanah ternyata dapat disainggi oleh Ekalawya.

Ternyata Durna mengambil kesempatan oleh kejadian itu, ia meminta Ekalawya melakukan Dakshina (permintaan guru kepada muridnya yang telah menyelesaikan masa bakti). Durna meminta ibu jari Ekalawya. Tanpa ragu Ekalawya memotong jarinya dan memberikan kepada sang guru (konon dikisahkan Durna memberikan ibu jari Ekalawya kepada Arjuna, sehingga Arjuna memiliki dua ibu jari ditangan kanannya).

Itukah keadilan yang sesungguhnya bagi Ekalawya sendiri, kita sering menemui keadilan seperti yang Ekalawya alami.

Keadilan yang tak berbicara banyak dalam kisahnya.
Ada beberapa hal dan sebab yang membuat saya merasa tak simpati pada pandawa.
Justru Ekalawya yang harusnya mendapat keadilan.



Selasa, 30 Juli 2013

KEKERASAN DAN KEKERASAN

Jika Mahatma Gandhi berkata "The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles." 

"Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa karakter, Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan, Politik tanpa prinsip."

Jadi bagaimana pendapat pembaca dengan kalimat dari Mahatma Gandhi. Apakah orang yang melakukan KEKERASAN disebut juga orang yang memiliki pengetahuan tapi tidak memiliki karakter, tidak memiliki kemanusiaan, tanpa moralitas hingga tanpa prinsip, mungkin perlu saya tambahi tanpa Tuhan.

Dari barat sampai ketimur, manusia senang dengan kekerasan. Mereka melakukan kekerasan, menonton kekerasan, membiarkan kekerasan. dari Mesir hingga ke Brasil. dari Indonesia sampai ke duo Korea. Manusia senang dengan kekekerasan.

Revolusi yang belum selesai-selesai di Mesir yang terus memakan korban. Korea yang terus akan berlanjut suasana panas yang masih belum menunjukkan situasi damai. Dan Indonesia yang melalui laskar-laskar dan ormas-ormas (mungkin sama pengertian bagi rakyat kita) masih terus melakukan sweeping paksa, mengusir 'yang berbeda', mengusur yang maksiat, 'mempercudangi' aparat penegak hukum, 'memperkosa' undang-undang dan hukum, hingga menghina presiden. Negara seakan-akan dipermainkan dengan kekerasan.

Tapi aku masih binggung dengan negeri ini,
Negeri yang terus memelihara kekerasan yang tiada berujung,
Kekerasan menjadi anjing penggigit ketika tuannya tak bisa menjaga mengendalikan rumah,
Tuannya juga diam,

Di jaman modern ini, 
Kekerasan terus berbenah,
Jika dulu kekerasan atas nama kemerdekaan dan revolusi melawan penjajah,
Sekarang kekerasan atas nama agama,
Musuh mereka juga agama,
Musuh mereka adalah orang-orang yang menolak masuk rumah mereka,
Musuh mereka adalah 'yang berbeda' dari mereka, 
Mereka adalah potret suram jaman modern,
Ketika HAM mereka telanjangi di jalanan.
Mereka para perusak negeri yang melakukan kekerasan.

Mereka adalah pengkhianat.

Senin, 22 Juli 2013

Ketidak-sempurna

Kita adalah manusia-manusia yang penuh dengan keterbatasan.
Keterbatasan yang membuat diri kita tak sempurna dimata manusia.
Apa itu 'sempurna' bagi manusia sendiri?

Kita adalah penilai yang baik.
'Kesempurnaan' hanya sebuah nilai dari ketidakmampuan manusia untuk menjadi 'sempurna'.

Manusia-manusia,
Dalam 'ketidak-sempurnaan' engkau adalah kehampaan.

Kehampaan dalam lambaian kehidupan.


Senin, 15 Juli 2013

MINYAK

Majalah Fortune merilis daftar perusahaan minyak yang mempunyai keuntungan paling besar ditahun 2012. ada lima perusahaan yang menduduki peringkat 5 besar dunia.
1. Exxon Mobil
Peringkat dunia: 3
Keuntungan 2012: US$ 44,88 miliar atau setara Rp 448 triliun
Kantor Pusat: Amerika Serikat
2. Royal Dutch Shell
Peringkat dunia: 1
Keuntungan 2012: US$ 26,59 miliar atau setara Rp 265,4 triliun
Kantor Pusat: Belanda
3. Chevron
Peringkat dunia: 11
Keuntungan 2012: US$ 26,17 miliar atau setara Rp 261,3 triliun
Kantor Pusat: Amerika Serikat
4. China National Petroleum
Peringkat dunia: 5
keuntungan 2012: US$ 18,19 miliar atau setara Rp 181,79 triliun.
Kantor Pusat: China
5. Petronas
Peringkat dunia: 75
Keuntungan 2012: US$ 16 miliar atau setara Rp 159,8 triliun.
Kantor Pusat: Malaysia

Saya tak heran lagi bahwa kelima perusahaan ini meraup untung paling besar di tahun 2012. tapi sempat muncul pertanyaan di kepala saya kalau kelima perusahaan ini adalah berasal dari negara yang tak punya minyak sebagai kekayaan alamnya.

Bagaimana dengan  Pertamina yang memiliki kekayaan alam melimpah di Indonesia tapi masih menjadi perusahaan yang boleh dikatakan adalah perusahaan yang 'lama bangkit'.
mengutip pernyataan menteri ESDM Jero Wacik yang terhormat, bahwa Pertamina masih belum mampu mengolah minyak bum. Terutama masih belum mampu mengelola Blok Mahakam, tentu beliau menteri yang terhormat masih berpikir untung rugi dalam pengelolaan blok Mahakam. Mungkin benar menurut pak Jero Wacik yang terhormat kalau Pertamina akan terus dipandang 'tak mampu' mengelola minyak kita sendiri. Kita tetap akan diminta bekerja sama dengan asing dalam pembagian keuntungannya.
Dan Pertamina akan selalu menjadi penonton dalam perminyakkan dunia ini jika menteri-menteri lainnya berpikir bahwa Pertamina masih 'belum mampu'.

semoga saja tidak.

Rabu, 03 Juli 2013

BBM DAN PANGGUNG POLITIK


BBM DAN PANGGUNG POLITIK

Menikmati suatu lakon yang dipentaskan itu menarik. Ketika ada beberapa orang yang memainkan sandiwara mereka masing-masing, menjadi suatu tontonan yang menghibur. Yang terkadang akan mengusik pikiran dan jiwa mereka, kesabaran dan rasa penasaran bisa dimunculkan dalam menikmati lakon itu.

Tapi ada lakon yang membuatku merasa muak dan jijik ketika melihat beberapa pelaku pementasan drama ini yang berlagak seperti seorang pahlawan dan kumpulan para penjilat atau tepatnya kumpulan para serigala. 

Drama itu sendiri dipentaskankan oleh beberapa tokoh politik dan antek-anteknya di kursi dewan. Memainkan drama yang meminta empati dan bernyanyi di televisi dan Koran-koran seakan-akan mereka adalah pahlawan abad ini.

Drama itu berjudul “BBM”.

Kegelisahan pemerintah awal-awal bulan Mei-Juni adalah antara menaikkan atau mempertahankan harga BBM subsidi. Ya kalau mau naik ya naik. Atau kalau mau dipertahankan ya dipertahankan. Ngak usah berlagak mau ‘galau-galau’.

Katanya dengan menaikkan harga BBM menjadi Rp. 6.500,- perliter akan membuat pemerintah berhemat anggaran beberapa triliun dan akan mengurangi alokasi belanja subsidi. 

Tetapi target untuk penerimaan pajak justru turun. Aneh. Memangnya orang Indonesia tambah susah sehingga tak mampu bayar pajak.

APBN-P 2013 syarat dengan muatan politis menjelang pemilu. Bukannya saya mau berburuk sangka dulu. Tapi inilah fakta yang terjadi. Dan ini juga dimanfaatkan oleh partai-partai lain yang mengkhianati koalisi. Di depan presiden setuju, tapi dibelakang seperti nikam saja.

Bukankah ini lakon yang menjijikkan dan tak patut dipertontonkan dalam bangsa ini. 

Hindari  anak-anak Anda untuk menonton lakon ini.  Penuh intrik, tipu muslihat, para pengkhianat berkumpul dan saling menikam satu sama lainnya, kumpulan para penjilat juga ada, para pengila wanita (lebih jelasnya merendahkan martabat wanita dengan uang), haus kekuasaan, dll.

Jam Tangan

Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...