Kata

Kita hanya memperdebatkan hal-hal sepele

Tentang apa yang terasing dan tidak terucapkan

Hujan mempercepat malam ini

Dan kita masih terus berdebat

Tidak lagi kata-kata cinta malam ini

Atau

Rayumu dan rayuku saling berbalas 

Malam ini kita dirikan kata-kata

Kata-kata yang liar 

Kota

Pada suatu hari dalam perjalanan kita ke kota

Kamu berucap tentang masa kecilmu yang bahagia

Bahwa kamu pernah melewati jalan itu bersama bapak

Kamu juga mengingat tentang toko-toko yang menjual pekakas di jalan menuju kota

Aku pernah singgah di toko itu. Katamu

Aku ingin menjalani perjalanan bersamamu melewati tiap-tiap kota di pulau Jawa ini

Kadang juga aku ingin menghabiskan malam denganmu ketika kota-kota terlewati bersama

Sayangku

Kusinggahi banyak kota bersamamu hari itu

Pada suatu hari kelak

 pada suatu hari kelak kita akan berjalan-jalan pada trotoar kota 

sambil kau memegang tanganku takut untuk tertinggal karena langkahku cepat

dan berhenti pada toko es untuk duduk dan bercerita tentang kemana sehabis ini kita berjalan

kita terus berbicara dan berbicara pada siang itu

pada saat itu mungkin kita akan lupa dari mana asal kita

kapan kita bertemu dan kapan terakhir kalinya bibirmu menyentuh bibirku

rentang waktu kita berkhianat dan menikam dari belakang kita

waktu seakan-akan hilang saat itu

menarik kita dan mencekik kita perlahan-lahan

kita memilih jalan yang paling liar

bicaramu adalah hasratku

kita mungkin adalah petualangan waktu dan jarak 

yang mencoba melawan hakikat waktu itu sendiri

Kata

terkadang aku ingin marah, marah pada kata yang tercetak pada buku itu

buku itu yang tidak pernah kamu baca, tidak pula kamu lihat

apa kamu takut setiap kata yang tersusun itu akan melukaimu

aku tidak pernah tahu jawabanmu, dan kau tak ingin aku bertanya

jika setiap kata pada buku itu bisa membuatmu luka, aku juga akan marah pada kata-kata itu. hitam putih aroma kertas dan sampul yang tebal, tidak ada, tidak ada.

tidak ada kata lagi

dan kata tidak akan pernah berkata-kata lagi

tidak ada yang bisa berkata lagi

lagi

dan 

lagi

\

 

yang\

ditakutkan\

ketika\

kamu\

pulang\

adalah\

bahwa\

kamu\

benar\

benar\

tidak\

ingin\

pulang\

 

Kesepian

kesepian berjumpa 

dengan

kesepian

pada akhirnya 

melahirkan kesepian

tidak ada

satupun yang 

mengingini 

kesepian

berjumpa 

dengan

kesepian

kita

adalah 

kesepian itu

atau

kita 

tidak 

pernah

ada