Minggu, 26 Oktober 2014

Saya Bilang

Saya bilang bahwa hari-hari ini akan baik
Saya bilang kalau hari ini sangat buruk

Saya bilang jikalau hari ini akan hujan
Saya bilang hari ini panas sekali

Saya bilang kalau makanan akan dicukupkan
Saya bilang bahwa tidak ada makanan

Saya bilang bahwa semua akan baik-baik saja
Saya bilang "omong kosong"

Yang Hilang (Lagi)

Mengobrol dengan teman membahas tema natal untuk tahun ini, dimana tahun kemarin saya tidak bisa hadir karena saya dikatakan oleh teman-teman "hilang". Guyonan ini datang setelah mereka memainkan panggung boneka dengan tema "Anak Yang Hilang", tanpa dihadiri oleh ketuanya yang "hilang".

Bicara tentang hilang, tiba-tiba teringat tentang kisah beberapa orang yang dihilangkan secara paksa oleh kekuasaan. Jika saya dikatakan 'hilang' oleh karena diri saya sendiri yang ingin 'menghilang' karena ada alasan tertentu. Nah ada orang yang memang dihilangkan secara paksa, orang-orang ini tidak ingin hilang tapi dihilangkan secara paksa oleh mereka yang memegang kekuasaan (yah kita sendiri tahu siapa orang-orang yang menghilangkan orang lain).

Kita memang bangsa yang pemimpinnya (dulu) suka menghilangkan orang lain, maklum jaman itu orang-orang pada berlaku pura-pura 'bermoral'.
Sejarah diatur dan disetujui oleh mereka yang menang kata Napoleon.  Mereka membuat sejarah mereka sendiri dengan mengklaim kemenangan baik kemenangan secara fisik maupun nonfisik.

Yang dulu dihilangkan tidak pernah kembali. Dipaksakan untuk hilang dan tetap hilang selamanya. Bagaimana kalau mereka kembali dan ditemukan? Apakah orang-orang yang menghilangkan mereka akan diadili? Apakah sejarah akan ditulis ulang?

Saya rasa tidak.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Lelucon

Saya tidak tertawa pada lelucon yang sama. Anda mungkin juga seperti yang saya alami, yaitu tidak tertawa pada lelucon yang sama. Tapi kita selalu jatuh pada lubang yang sama. Mengapa?

Ada yang bilang jika jatuh pada lubang yang sama adalah orang yang tidak pernah belajar. Kedelai pun tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Mungkin keledai dalam hal belajar lebih baik dalam hal belajar. Tapi keledai tetaplah keledai yang tidak memiliki standar moral yang sama dengan manusia. Dalam hal ini manusia mempunyai standar untuk menetapkan hal atau sesuatu yang ia anggap benar menurut yang ia pikirkan.

Seperti contoh:
Tofik memiliki standar moral atau etika yang ia tetapkan sendiri (mungkin dengan persetujuan teman-temannya). Ia berusaha berebut kursi kekuasaan dengan orang yang ia anggap lawannya. Sebut saja pak Basoka. Moral yang ia tetapkan menjadikan ia sebagai manusia bermoral yang ingin merebut kursi kekuasaan lewat kekosongan pemimpin atas. Pak Basoka sebagai wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat negeri Antah Berantah yang seharsnya duduk mengantikan atasannya yang naik tingkat. Tapi Tofik berusaha menjegalnya lewat UU yang sebelumnya digantikan oleh Perpu.

Atas dasar itulah ia yang memiliki rasa ketidaksukaan pada Basoka (yang semua orang tahu) ingin merebut kursi pimpinan. Coba kalau lewat pemilihan langsung puluhan juta rakyat negeri itu, apakah ia akan terpilih? Lelucon kalo ia bisa menang.

Saya justru geli jika melihat lelucon yang sudah berulang-ulang kali disampaikan oleh pelaku dan topik yang sama. Moral seperti apakah ingin ia perlihatkan pada kita? Standar yang ia tetapkan bukanlah standar kita. Moral yang ia anggap baik belum tentu moral itu baik dimata kita.

Kita pun memiliki standar lain yang menurut kita baik. Tapi belum tentu baik bagi orang lain. Jadi lebih baik jika anda tidak memiliki moral, tentu saja itu baik menurut saya yang bermoral ini.

Selasa, 21 Oktober 2014

Pulang

Malam. Dan semakin larut, kita terus bicara tentang hal-hal yang kita lalui hari ini. Tentang pekerjaanmu, pekerjaanku, tentang teman-temanmu. Tentang kepulanganku yang belum pasti.
Semakin larut dan waktu terus berjalan tidak mau menunggu atau berlari cepat meninggalkanku.
Terus menunggu dan menunggu. Hingga waktu kembali pulang seperti biasa.

Aku merindukan kotaku. Kota dimana aku bermimpi banyak hal tentang kamu. Kamu yang masih mengingatkan aku untuk tidur secepat mungkin. Atau mengingatkan aku untuk makan.
Aku akan pulang...

Jam Tangan

Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...