Kamis, 26 November 2020

SETELAH EDHY SIAPA LAGI?

Menteri ketiga setelah Idrus Marham dan Imam Nahrawi yang terciduk oleh KPK karena dugaan suap dan korupsi. Ketiga menteri ini berasal dari partai politik pendukung pemerintah Joko Widodo, disaat persepsi publik terhadap pemerintahan pada penanganan masa pandemi yang banyak dikritik kemudian pemerintahan menghadapi permasalahan dimana salah satu pemimpin ormas sudah kembali.

Pemerintahan Pak Jokowi boleh saya bilang menghadapi tantangan yang cukup berat saat ini. Terus terang saya sendiri sebenarnya merasa pesimis tentang penanganan kasus korupsi Indonesia saat ini, banyak kritikan yang dihadapi oleh pemerintah. Terkesan tidak fokus dalam memerangi kasus korupsi dan suap.

Penjabat saat ini terkesan memiliki gaya hidup yang hedon, barang mewah dan pola hidup pamer menjadi hal lumrah bagi penjabat Indonesia. Media sosial menjadi ajang pamer bagi penjabat saat ini.

Semoga  tidak ada lagi penjabat yang terjerat kasus korupsi dan suap dikemudian hari (walaupun berat). Saat ini pemerintah sedang sibuk mengurusi ketua ormas.

Jumat, 25 September 2020

MELAYANI

Selama masa pandemi ini aktivitas dari yang normal berubah menjadi kenormalan yang lain mungkin, atau new normal. Saya dihadapkan dengan banyak masalah di 2020 ini, mungkin benar dulunya saya pernah bicara kalau kamu ingin tidak ada masalah dalam hidup ini tempatnya adalah di kuburan. Pandemi ini menyebabkan banyak masalah atau memang saya yang tidak dapat menyelesaikan masalah ini? Mungkin saya memang belum dapat menyelesaikan. 

Dari pengalaman saya pernah menerima khotbah tentang "bagaimana menjadi seorang pemimpin?" dari Pendeta tempat saya beribadah, hanya ada satu poin yang ditegaskan oleh beliau dalam khotbahnya adalah MELAYANI. Beberapa waktu ini saya sering merenungkan masalah-masalah yang terjadi dan mencoba berpikir untuk mencari solusi atas masalah-masalah tersebut. 

MELAYANI adalah kata kunci, dari catatan khotbah yang saya simpan, kata melayani dominan dalam kehidupan ini. Yesus sebagai Tuhan datang kedunia ini juga melayani murid-muridnya. Melayani merupakan dasar dari kepemimpinan. 

Mengikuti perintah, beliau mengajarkan bahwa dengan mengikuti perintah adalah bagian dari melayani, mengikuti perintah Yesus dan ajarannya. Saya selalu berusaha belajar untuk mengikuti perintah, walaupun jiwa milenial ini terkadang menginginkan hal lain. 

Kamis, 20 Agustus 2020

TILIK

    Trending. Mungkin adalah kata yang tepat untuk mengambarkan viralnya sebuah film pendek yang penulisan naskahnya oleh Bagus Sumartono menurut yang punya blog ini adalah film bagus. Dari cerita, karakter yang kuat dan reaksi penonton sangat luar biasa animonya ini adalah salah satu film pendek yang harus ditonton. 
    Beberapa reaksi dari netizen yang memuji peran dari Bu Tejo adalah suatu pencapaian yang maksimal menurutku. Perjulidan dan perghibahan sangat erat hubungan dengan kondisi saat ini, apalagi penonton milenial yang merasa bahwa perghibahan dan perjulidan dari Bu Tejo adalah kenyataan yang saat ini dialami oleh milenial. Bukan hanya ibu-ibu saja yang berghibah, tapi milenial juga melakukan perghibahan. 
    Tidak dapat dipungkiri bahwa Bu Tejo ada disekitar kita, entah itu dalam peran tetangga kita, teman kita atau rekan kerja kita. Perjulidan dan perghibahan sangat dekat dengan lingkungan kita. 
    Hasil analisa Bu Tejo sangat alamiah sebagai manusia, mungkin kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya Bu Tejo setelah melihat ending dari film tersebut, sedangkan menurut sutradara film tersebut Wahyu Agung Prasetyo tidak ada yang menang dalam film tersebut baik Bu Tejo maupun korban dari perghibahan tersebut Dian. 
    Disinggung juga internet sebagai sumber referensi bagi ibu-ibu yang mengaku sangat paham mengorek informasi dari internet, dari hal-hal ini kita belajar bahwa masyarakat mempunyai standart masing - masing penilaian perihal internet, tidak semua hal dapat diunggah di internet. 
    Film ini sangat bagus sekali, saya sempat kagum pada bahasa Jawa (walau penulis tidak begitu mengerti) yang digunakan. Sehingga saya pun menonton kembali untuk kedua kalinya. 
    

Sabtu, 15 Agustus 2020

(Tanpa Judul)

aku yang menunggu hari itu
datang untuk kembali bersama
hari di mana kita dapat tertawa
hari di mana kaki kita di pasir pantai

kembali kepada pelukmu
yang seperti candu

bagaimana pekerjaanmu hari ini?
kamu membawa kabar berita tentang drama di kantormu
yang penuh tawa dan luka sedih
tetap mendengarkanmu di pasir pantai itu

Minggu, 26 Juli 2020

TENTANG SORE

batas antara keyakinan dan ketidakyakinanku
adalah keraguan kamu
tentang sore itu yang menjingga
atau tentang siluet matahari di kaca itu


ANJI DAN JERINK DI ANTARA KITA


Beberapa waktu belakangan ini mungkin kita sudah terbiasa dengan berita Jerink dan teori konspirasi hingga elite global, tapi saat ini juga ada seorang artis (yang mungkin banyak) yang juga memragukan pandemic Covid19. Bahkan perdebatan ini makin memanas. Sangat menarik bagi netizen untuk membahas kedua artis ini. Tanpa sadar aku sendiri pun larut dalam topik mereka.

Benar atau tidaknya setidaknya opini dari kedua orang ini sudah mengiring beberapa masyarakat untuk tidak mempercayai betapa bahayanya virus ini. Tapi ada juga yang kontra (selalu pasti ada dua sisi yang bertentangan). Aku percaya sebenarnya bahwa ini juga terjadi di negara-negara lain, cth : Amerika.

Ketika ditanya sejauh mana aku percaya dengan teori konspirasi dan elit global? Sejujurnya lebih baik bagi diriku untuk tidak membahas hal tersebut. Membuang energi dan pikiran.  Berujung pada perdebatan yang tidak pernah berhenti. Mungkin aku berada pada posisi kontra dari kedua artis tersebut, karena apa yang mereka lakukan bagiku sebenarnya sangat tidak mendidik dan bijak di media sosial.

Karena bagiku virus itu sangat dekat dengan kita, ini bukan pekerjaan elite global, ini adalah benar-benar pandemi. Aku percaya mungkin ada yang kontra dengan aku, dibahas pun tidak akan pernah selesai.

Rabu, 24 Juni 2020

BAYANGAN


Beberapa waktu lalu ketika saya selesai membuat kopi, kemudian menuruni tangga dan melihat bayangan saya sendiri di lorong tangga itu, karena matahari masuk melalui jendela dekat tangga. 

Suatu ketika saya teringat akan orang-orang yang diikat dalam goa seumur hidup mereka, mereka diikat didalam goa dan menghadap ke bayangan mereka sendiri dan membelakangi api. Kemudian seorang dari mereka dibebaskan dan diminta untuk keluar dari goa tersebut, betapa terkejutnya orang itu melihat sumber dari bayangan itu adalah matahari dan dikelilingi banyak bayangan yang tercipta dari matahari. Kemudian orang tersebut kembali ke dalam goa dan menceritakan apa yang ia lihat kepada orang-orang dalam goa tersebut, tapi mereka tidak percaya dan kemudian mereka membunuh orang tersebut.

Dalam perenungan mungkin kita terpaku pada bayangan kita sendiri, seperti kita dalam kerangkeng pemikiran yang itu-itu saja. Sehingga ketika ada suatu hal yang tidak normal kita menolak hal tersebut. Pengetahuan atau pemikiran yang sempit adalah hal yang berbahaya. Apalagi mereka yang hanya bisa menerima satu pemikiran yang menurut mereka adalah benar dan menolak argumen-argumen lainnya yang menurut mereka salah padahal adalah kebenaran.

Pemikiran yang sempit adalah musuh kita, sehingga kita perlu membawa api kebenaran walau terasa kebenaran itu menyakitkan. Tapi apakah kita akan dibunuh oleh mereka yang berpikiran sempit?

Kita tidak dapat berkata hitam adalah putih atau sebaliknya. Beruntunglah mereka yang tidak berada dijalan itu, jika hitam katakanlah hitam, jika putih katakan putih. Tidak ada tawar menawar-menawar mengenai kebenaran.

PUNAHNYA MANUSIA


Sebagai spesies yang paling unggul di planet ini, manusia  (begitu kita menyebut diri kita sendiri) sudah bertahan selama ratusan ribu tahun atau jutaan tahun di planet ini. Dimana kita spesies kita telah berada di puncak rantai makanan tertinggi diantara spesies lainnya. Apakah kita bisa punah?

Umur matahari sendiri sudah 4.6 miliar tahun, sementara bumi sendiri 4.5 miliar tahun. Sampai kapan spesies kita sanggup bertaha di dunia (Bumi) yang kecil ini?  Sains hanya memprediksi, meramal saja, tapi mereka yakin kalau spesies ini (manusia) semakin memperpendek umur dari Bumi.

Spesies dinosaurus sudah punah jutaan tahun lalu, mereka adalah spesies terkuat saat itu hancur oleh karena asteroid dan perubahan iklim, padahal sudah menguasai bumi selama ratusan tahun. Apakah manusia bisa bertahan selama miliaran tahun lagi?

Entahlah, kepala ku berisi banyak pertanyaan yang tidak mampu ku jawab sendiri.
Manusia saat ini menghadapi musuh baru bernama Virus. Kecil, tidak terlihat dengan mata telanjang, manusia menghadapi musuh lain selain manusia itu sendiri. Virus mungkin bagi manusia lainnya adalah hal sepele, tapi ia telah membunuh jutaan manusia (jika ditarik dari black death).

Kita manusia hanya bisa bertahan dalam dunia ini, mencoba memperbaiki bumi yang telah rusak oleh manusia sendiri. Spesies unggul dari spesies lainnya, puncak tertinggi rantai makanan. Tapi sampai kapan spesies ini sanggup bertahan?

Senin, 15 Juni 2020

TERTAWA


Aku kira masih ada seutas harapan di negeri ini
Dimana kita dapat tertawa, merasa bahagia, dan aman
Di negeri yang diceritakan oleh orang tua kita puluhan tahun yang lalu
Dulu berupa tanah dan air yang diperjuangkan
Sekarang yang tersisa hanya harapan semata yang diperjuangkan?

Entah berapa lama negeri ini dikuasai oleh para bedebah
Atau memang ini negeri para bajingan?
Yang tidak bisa mendengar canda tawa, bahagia kita?
Mereka merampas semua ini dan melarang tawa di negeri ini?
Atau memang kita menertawakan mereka? Menertawakan para bajingan itu?

Aku kira masih ada seutas harapan di negeri ini
Yang masih dipertahankan oleh segelintir orang

Minggu, 24 Mei 2020

LEMANTUN DAN KITA


Pada sebuah film pendek berjudul Lemantun sebuah karya dari Wregas Bhanuteja mengisahkan tentang seorang ibu yang mewariskan Lemantun (Lemari) kepada kelima anaknya. Tapi ada yang menarik dari film ini, bahwa terkandung makna filosofi yang dalam.

Dimulai dari ruang tamu yang ada lima orang anak dan seorang ibu, dari lima orang anak hanya satu anak yang duduk di lantai, sedangkan ke empat anak lainnya duduk di kursi. Keempat anak dari ibu ini memiliki gelar pendidikan yang baik, dari Drs, S.Ikom dan seorang dokter. Tentu dalam tradisi ibu ini adalah ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya sampai ke sarjana. Tapi hanya satu anak yang tidak memiliki gelar, yaitu bernama Tri.

Diceritakan bahwa keempat anak tersebut tinggal di Kota, sedangkan hanya Tri yang tinggal dirumah bersama ibunya sambil jualan bensin. Mungkin dalam persepsi kita hanya Tri anak yang tidak memiliki  pendidikan seperti saudara lainnya, dan sibuk menyediakan minuman kepada saudara-saudara lainnya.

Ketika semua lemari sudah diwariskan, dan dibawa pada hari itu juga, diceritakan hanya Tri yang memanfaatkan lemari itu untuk jualan bensinnya, sedangkan empat lemari lainnya ada yang ditaruh di gudang, dipinggir jalan (entah dijual), dipinggir sungai dan di kantor. Artinya keempat lemari ini tidak digunakan atau dimanfaatkan oleh ke empat anaknya. Mungkin mereka merasa malu pada kondisi lemarinya, atau mereka merasa tidak dapat digunakan lagi.

Mempunyai makna yang cukup dalam menurut saya, dimana Wregas menganalogikan bahwa lemari itu adalah rahim seorang ibu, siapa yang masih membutuhkan lemari itu adalah anak yang paling mengasihi ibunya tanpa memperhitungkan apapun. Dimana Tri adalah sosok yang lemah, tidak berpendidikan dan bekerja seadanya tapi yang masih mengurus ibunya dan mengunakan lemari tersebut.

Ketergantungan anak pada ibunya tidak akan pernah usai. Ada sebuah adegan dimana Tri masuk kedalam lemari. Lemari tempat kita menyimpan barang berharga, kenangan, bisa juga dalam artian rahim ibu bermakna perlindungan dan kasih sayang.

Mungkin pembaca harus menonton film karya dari Wregas Bhanuteja ini, sangat filosofis dan dalam sekali. Apalagi diiringi musik dari Gardika Gigih yang serasa melankolik sekali.  

Jumat, 15 Mei 2020

KEMBALI UNTUK MENULIS


Di 2018 saya hampir tidak aktif dalam menulis. Hanya dua tulisan saya yang naik ke blog pribadi. Di 2019 saya tidak pernah menulis kembali, teringat beberapa kali untuk menulis tapi tanpa realisasi.

Terus terang ini momen-momen yang sulit di 2019 dan 2020 untuk menulis, tapi saya tahu ini hanyalah masalah keinginan dan niat saja untuk menulis. Sejauh ini saya mengalami banyak hal-hal luar biasa di 2019 dan 2020 awal.

Di 2020 saya berkomitmen untuk dapat menerbitkan tulisan rutin, minimal dua tulisan dalam satu bulan. Merapikan kembali blog ini mungkin adalah tantangan tersendiri bagi saya. Tapi saya tetap berusaha untuk rutin menulis.

Ada banyak hal yang ingin saya bagikan. Semoga kita tetap sehat selalu.

Jam Tangan

Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...