Senin, 15 Agustus 2016

Tanda Tanya

Memperhatikan situasi ekonomi, politik dan sosial saat ini, saya menemukan beberapa fakta yang memang cukup menegangkan ataupun mencengangkan. Seperti contoh ketika memperhatikan di Playstore aplikasi seperti "guide" atau pun aplikasi panduan bermain suatu game, banyak rupanya anak muda di negeri ini tidak mengerti bahwa itu bukan game tapi 'guide' bermain game tersebut. Ataupun ketika seorang mantan presiden di negeri ini menge-tweet tentang ekonomi tiba-tiba banyak yang membalas tweet tersebut dengan nada sindirin " 10 tahun pemerintahan bapak, apa yang bapak lakukan?" atau "10 tahun kemana aja pak?" harusnya mereka menge-tweet dengan balasan seperti ini "prestasi bapak selama 10 tahun berhasil menciptakan album bla bla bla" atau "10 tahun pemerintahan bapak, bapak berhasil mendorong petinggi partai bapak masuk penjara" kan itu mantap sekali.

Entah mengapa banyak hal yang memang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita, contohnya ya seperti hal yang saya terangkan diatas. Menulispun terkadang saya bosan karena sudah semakin bosan dengan topik-topik yang beredar.
Menulis tentang olahraga, Messi dan Ronaldo udah banyak yang nulis. Bulutangkis tidak update, juga kemampuan bermain sebenarnya dibawah rata-rata. Rio Haryanto udah ngak membalap lagi diseparuh musim F1. Medali emas sampai sekarang ini belum satu pun didapat, mungkin karena negeri ini 200juta rakyatnya tidak pandai olahraga (sementara Thailand sudah dapat 2 medali emas).
Menulis tentang film, antri tiket untuk nonton di bioskop saja sebenarnya malas, karena antrinya lama. Padahal film-film Indonesia lagi oke-okenya. Juga saya tidak pandai berlakon jadi belum bisa menulis tentang film. LoL
Menulis tentang ekonomi, walaupun sebenarnya hal-hal berhubungan dengan ekonomi dikuasai walaupun sedikit sebenarnya topik ini bisa saya angkat. Ekonomi dalam bahasa aslinya Oikos Nomos, yaitu mengatur rumah tangga, dan saya belum berumahtangga jadi saya tunda dulu menulis tentang ekonomi ini.
Menulis tentang politik, sudah banyak pengamat-pengamat baru didunia perpolitikan ini, ya sekalian muncul ditelevisi siapa tahu jadi terkenal dan mendapat bayaran. Politik itu seperti Tai dan Kucing, kalo digabung jadi TAI KUCING (kata-kata ini saya dapat dari menonton film GIE). Sebenarnya politikus itu laiknya drama, dilakonkan oleh profesional-profesional dibidangnya, jika tak bisa melakonkannya dengan baik, matilah ia. Jadi saya tidak bisa menuliskannya dengan baik.
Menulis tentang artis dan aktor Indonesia, mungkin tidak, karena sekarang lagi terkenalnya film India Uttar*n dari siang sampai malam. Dalam doa saya semoga kabel pemancar dari stasiun televisi tersebut disambar petir sehingga stasiun televisi tersebut tidak bisa memancarkannya.
Menulis tentang perbedaan sosial, ini menjadi dilema, saya takutnya jika menulis tentang sosial sulit diterima, karena saya Cina, dan takutnya kondisi sosial kita sulit menerima mereka yang bukan mereka.
Menulis apapun sekarang menjadi sulit, sejak ekspansi VBlog di Instagram, Youtube, Facebook dan media-media sosial lain berbasis video,  orang lebih suka melihat secara visual dibandingkan dengan membaca, padahal dulu yang baca blog saya ini banyak, sekitar 10 viewer per post. sekarang hanya 1 viewer, dan itu pun saya sendiri. Mungkin kita harus menutup Google dan diganti dengan Weibo, Facebook diganti Friendster, dan Youtube diganti dengan Handycam. LoL
Membuat video pun saya enggan sebenarnya karena anak Presiden lebih laku dari video saya. Membuat album tentu saja tidak menang dengan mantan presiden sebelumnya, menjadi penulis melelahkan saya karena saya sendiri tidak mengerti apa yang saya tulis ini.

Selamat Sore.

Minggu, 14 Agustus 2016

Kondisi Saat Ini

Sebenarnya sudah beberapa waktu ini saya ingin menulis untuk blog ini. Tapi kelihatannya minat membaca sekarang ini semakin kurang khususnya bagi diri saya sendiri. Kita sudah terlalu lama bermain dengan gadget smartphone, sehingga waktu untuk menulis itu menjadi semakin jarang. (saat ini sedang memanfaatkan waktu kerja untuk menulis.).


Kamis, 11 Agustus 2016

Seperti

Aku membenci ketika aku jauh darimu
Aku membenci ketika kamu sedih karena aku
Aku membenci diriku ketika aku tidak bisa membuat senyum diwajahmu
Aku membenci hari-hari ini ketika ia tidak adil bagimu
Aku membenci setiap kali ada yang menyakitimu dan itu aku

Aku mencintaimu seperti ranting dijadikan sangkar burung
Aku mencintaimu seperti E = MC²
Aku mencintaimu seperti tinta dan kertas yang menjadikannya ada
Aku mencintaimu seperti tiang langit

Yang menjadikannya tidak terbatas

Dan Ketika Malam Itu Terasa Sepi

Sendiri dan kesepian tentu adalah dua hal yang berbeda dalam arti dan maksud. Saat ini saya sedang sendiri, bukan berarti saya kesepian. Saya berusaha mencari waktu terbaik untuk menyeruput espresso dari biji kopi Silimahuta. Saya membutuhkan ketenangan untuk meminumnya.

Terus terang saya membenci kesendirian ini, saya seperti berbicara dengan benda-benda mati yang tidak bergerak dan tidak merespon. Tapi saya tidak kesepian.

Beberapa hari ini berita-berita ditelevisi, koran nasional maupun lokal terus memuat berita tentang Pilkada DKI yang bagi mereka semakin seru, atau bagian Olahraga yang masih panas berita tentang kepindahan Paul Pogba. Koran dan televisi banyak menyiarkan kebohongan juga dengan film-film india yang menurut saya semakin larut tayangnya dan tidak jelas alur ceritanya (itu seperti penderitaan yang tidak berakhir sampai ke neraka).

Adakah yang menarik dari semua itu?

Kebohongan dan kebohongan. Manusia menyukai kebohongan. Dan bukankah manusia selalu berbohong setiap waktu. Apakah kita seperti Adam yang bersembunyi dari Allah? Atau seperti orang Farisi?

Diajarkan sejak kecil "Bohong Itu Tidak Baik".

Jam Tangan

Aku ingin memberikan hadiah padamu Jam tangan Yang menunjukan waktu untuk kamu lalui Menghitung detik demi detik dengan sabar Mungkin aku ad...