Sabtu, 25 Oktober 2014

Lelucon

Saya tidak tertawa pada lelucon yang sama. Anda mungkin juga seperti yang saya alami, yaitu tidak tertawa pada lelucon yang sama. Tapi kita selalu jatuh pada lubang yang sama. Mengapa?

Ada yang bilang jika jatuh pada lubang yang sama adalah orang yang tidak pernah belajar. Kedelai pun tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Mungkin keledai dalam hal belajar lebih baik dalam hal belajar. Tapi keledai tetaplah keledai yang tidak memiliki standar moral yang sama dengan manusia. Dalam hal ini manusia mempunyai standar untuk menetapkan hal atau sesuatu yang ia anggap benar menurut yang ia pikirkan.

Seperti contoh:
Tofik memiliki standar moral atau etika yang ia tetapkan sendiri (mungkin dengan persetujuan teman-temannya). Ia berusaha berebut kursi kekuasaan dengan orang yang ia anggap lawannya. Sebut saja pak Basoka. Moral yang ia tetapkan menjadikan ia sebagai manusia bermoral yang ingin merebut kursi kekuasaan lewat kekosongan pemimpin atas. Pak Basoka sebagai wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat negeri Antah Berantah yang seharsnya duduk mengantikan atasannya yang naik tingkat. Tapi Tofik berusaha menjegalnya lewat UU yang sebelumnya digantikan oleh Perpu.

Atas dasar itulah ia yang memiliki rasa ketidaksukaan pada Basoka (yang semua orang tahu) ingin merebut kursi pimpinan. Coba kalau lewat pemilihan langsung puluhan juta rakyat negeri itu, apakah ia akan terpilih? Lelucon kalo ia bisa menang.

Saya justru geli jika melihat lelucon yang sudah berulang-ulang kali disampaikan oleh pelaku dan topik yang sama. Moral seperti apakah ingin ia perlihatkan pada kita? Standar yang ia tetapkan bukanlah standar kita. Moral yang ia anggap baik belum tentu moral itu baik dimata kita.

Kita pun memiliki standar lain yang menurut kita baik. Tapi belum tentu baik bagi orang lain. Jadi lebih baik jika anda tidak memiliki moral, tentu saja itu baik menurut saya yang bermoral ini.

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...