Beberapa tahun
belakangan ini sejak tahun 2012 kita terlalu disibukkan dengan
kejadian-kejadian yang memang terkadang kalau diperhatikan cukup memilukan
sebagai warga negara, yaitu rentannya NKRI dalam perpecahan saat ini. Menurut
saya tahun 2016 ini semoga puncak dari ketidakharmonisan hubungan kita sebagai
warga negara. Di media sosial saling mencaci-maki antara dua pihak, isu agama
yang semakin meningkat dan kekerasan yang sering terjadi di negara ini. Apakah
ini sebagai tanda bahwa negara ini sedang mengalami krisis ideologi?
Kembali ketika bapak
pendiri bangsa ini yaitu Ir. Sukarno dan M. Hatta menandatangani Proklamasi,
atau kembali ke Sumpah Pemuda 1928 dimana saat itu negara ini belum diakui
keberadaannya, kita masih satu. Satu rasa, satu perjuangan dan satu tujuan. Tapi
justru saat ini rasa itu seperti memudar karena perpolitikan negara ini tidak
stabil, perebutan kekuasaan, korupsi dan ketidakefisiensi penyusunan anggaran
menjadi momok menakutkan dalam membangun negeri. Jika dulu kita melawan
penjajah yaitu Belanda dan Jepang sebagai musuh terlihat, justru ketika negeri
ini merdeka musuh sebenarnya adalah bangsa ini sendiri. Musuh yang tidak
terlihat dan musuh yang seperti serigala berbulu domba.
Perebutan kekuasaan,
korupsi, fitnah dengan tujuan memperkaya diri hingga pembelaan terhadap
keyakinan yang berlebihan sehingga menimbulkan konflik yang tidak berujung.
Bung Karno pernah
berujar bahwa negara ini berdiri sebab karena memiliki rasa persatuan yang sama
terhadap penjajahan, bukan masalah agama, suku atau ras yang berbeda, justru
perbedaan adalah kekuatan sebenarnya. Maka tidak heran Belanda menerapkan
sistem politik Devide et Impera pada bangsa ini.
Setiap persoalan baik
agama maupun kenyakinan haruslah diselesai dengan cara mufakat. Tapi justru
mufakat ini menjadi hal yang tabu. Sehingga tidak heran bahwa bangsa ini rentan
dibawa kedalam perpecahan. Saat ini semakin keras bersuara membabi buta
terhadap kenyakinan pribadi di media sosial semakin akan menimbulkan perpecahan
bagi bangsa.
Sudah sewajarnya kita
sebagai warga negara yang bisa hidup saat ini berterimakasih kepada Bung Karno
dan Bung Hatta juga kepada para pahlawan lainnya baik itu mereka yang berbeda
agamanya dan paham politiknya yang telah berjuang untuk memerdekakan Indonesia
tanpa terkecuali dengan menjaga warisan Bung Karno yaitu semangat nasionalis,
sosialis, marhaenisme hingga semangat persatuan negeri ini. bukan dengan
mencaci-maki, menuduh atau merendahkan kenyakinan orang lain.
Dan untuk pemimpin lainnya
supaya tidak mengadu domba dan menyebar fitnah karena dengan begitu anda adalah
pengkhianat bagi bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar