Jumat, 23 Desember 2016

Menjaga Bung Karno, Menjaga Indonesia


Beberapa tahun belakangan ini sejak tahun 2012 kita terlalu disibukkan dengan kejadian-kejadian yang memang terkadang kalau diperhatikan cukup memilukan sebagai warga negara, yaitu rentannya NKRI dalam perpecahan saat ini. Menurut saya tahun 2016 ini semoga puncak dari ketidakharmonisan hubungan kita sebagai warga negara. Di media sosial saling mencaci-maki antara dua pihak, isu agama yang semakin meningkat dan kekerasan yang sering terjadi di negara ini. Apakah ini sebagai tanda bahwa negara ini sedang mengalami krisis ideologi?
Kembali ketika bapak pendiri bangsa ini yaitu Ir. Sukarno dan M. Hatta menandatangani Proklamasi, atau kembali ke Sumpah Pemuda 1928 dimana saat itu negara ini belum diakui keberadaannya, kita masih satu. Satu rasa, satu perjuangan dan satu tujuan. Tapi justru saat ini rasa itu seperti memudar karena perpolitikan negara ini tidak stabil, perebutan kekuasaan, korupsi dan ketidakefisiensi penyusunan anggaran menjadi momok menakutkan dalam membangun negeri. Jika dulu kita melawan penjajah yaitu Belanda dan Jepang sebagai musuh terlihat, justru ketika negeri ini merdeka musuh sebenarnya adalah bangsa ini sendiri. Musuh yang tidak terlihat dan musuh yang seperti serigala berbulu domba.
Perebutan kekuasaan, korupsi, fitnah dengan tujuan memperkaya diri hingga pembelaan terhadap keyakinan yang berlebihan sehingga menimbulkan konflik yang tidak berujung.
Bung Karno pernah berujar bahwa negara ini berdiri sebab karena memiliki rasa persatuan yang sama terhadap penjajahan, bukan masalah agama, suku atau ras yang berbeda, justru perbedaan adalah kekuatan sebenarnya. Maka tidak heran Belanda menerapkan sistem politik Devide et Impera pada bangsa ini.
Setiap persoalan baik agama maupun kenyakinan haruslah diselesai dengan cara mufakat. Tapi justru mufakat ini menjadi hal yang tabu. Sehingga tidak heran bahwa bangsa ini rentan dibawa kedalam perpecahan. Saat ini semakin keras bersuara membabi buta terhadap kenyakinan pribadi di media sosial semakin akan menimbulkan perpecahan bagi bangsa.
Sudah sewajarnya kita sebagai warga negara yang bisa hidup saat ini berterimakasih kepada Bung Karno dan Bung Hatta juga kepada para pahlawan lainnya baik itu mereka yang berbeda agamanya dan paham politiknya yang telah berjuang untuk memerdekakan Indonesia tanpa terkecuali dengan menjaga warisan Bung Karno yaitu semangat nasionalis, sosialis, marhaenisme hingga semangat persatuan negeri ini. bukan dengan mencaci-maki, menuduh atau merendahkan kenyakinan orang lain.

Dan untuk pemimpin lainnya supaya tidak mengadu domba dan menyebar fitnah karena dengan begitu anda adalah pengkhianat bagi bangsa ini.  

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...