Senin, 05 Mei 2014

Anak



Entah apa yang dipikirkan oleh anak itu, anak tiga tahun yang berusaha menyeberang jalan yang ramai sendirian dan berlari. Berlari terus tanpa menghiraukan jalanan yang ramai. Ia terjatuh dan menanggis. Mengapa harus menangisi kesalahanmu hai anak kecil?
Engkau terjatuh tepat dihadapan mobil yang berusaha berhenti dan tangan orangtuamu yang terus berusaha menangkap dan mengapaimu. Dan engkau menangis lama saat itu.
Apakah itu namanya keberanian dari seorang anak kecil yang berusia sekitar tiga tahun? Keberanian yang nyaris saja mengantarkan ia meninggalkan dunia fana ini.
Mungkin itulah kondisi manusia saat ini, manusia berusaha mengapai keinginan dan nafsu pribadinya. Sedangkan tangan orangtua itu adalah Tuhan yang sedang mengejar kita untuk menyelamatkan anak-Nya yang akan binasa. Dan mobil motor yang lalu lalang itu adalah kepahitan hidup, masalah dan iblis yang terus menerus mengintai manusia, dan di ujung jalan itu adalah keinginan yang menghancurkan.
Sebenarnya kita terjebak oleh diri kita sendiri.
Mengapa mesti menangis? Begitu rapuhkah engkau manusia setelah tak mampu mengapai keinginanmu. Tangan Tuhan terlalu kuat bagiku. Atau mungkin kau tak pernah kuat untuk berdiri.
Kesalahan sudah dibuat, apa lacur, jangan mau berhenti jika sudah sampai di tengah jalan. Lari terus sampai tujuan atau mereka yang akan menghentikan langkahmu sebelum sampai tujuanmu.

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...