Ditulis oleh: Aditya Nugroho
Bila
dilihat dari satu sisi, kehidupan sebagai pemain sepak bola profesional
adalah impian. Nilai kontrak selangit, publisitas tinggi, menjadi
panutan dan idola banyak orang, juga berkesempatan membela negara dalam
turnamen internasional. Namun kenyataannya, sepak bola tidak melulu
menyajikan cerita seperti itu.
Tanyakan saja hal itu pada
seorang mantan pemain Inggris bernama Paul Lake, seorang pemain berbakat
yang terpaksa harus menjalani karir singkat karena cedera parah.
Lake
lahir di Manchester, Inggris, tahun 1968. Sejak kecil, dia penggemar
sejati klub kotanya, Manchester City. Dia masuk tim junior Manchester
biru tersebut di usia 17.
Sejak muda, Lake menunjukkan dia
adalah calon pemain masa depan klub. Salah satu momen spesialnya adalah
ketika dia membawa City menjuarai FA Youth Cup tahun 1986. Di final, dia
menciptakan dua assist untuk menundukkan tim muda Manchester United
dengan skor fantastis 5-1.
Bakat Lake makin terlihat saat dia
menembus skuat utama City setahun kemudian. Meski tidak sampai memberi
gelar juara pada City, namun dia sempat masuk tim nasional junior
Inggris dan tim nasional Inggris B. Bobby Robson, pelatih tim nasional
senior utama Inggris saat itu, bahkan mempertimbangkan untuk memakainya
di skuat Inggris Piala Dunia 1990.
Kehadiran pemain lokal
berbakat seperti Lake memberikan kebanggaan tersendiri bagi City dan
pendukungnya. Maklum, saat itu klub ini belum dikuasai pemilik asing dan
diperkuat oleh kumpulan pemain bintang dari seluruh penjuru dunia.
Lake
punya kelebihan mampu bermain pada banyak posisi di lini tengah dan
pertahanan. Plus, dia punya permainan cerdas. Kemampuan langka tersebut
membuat banyak klub besar tertarik padanya. Tahun 1990, Liverpool (Raja
Liga Inggris saat itu) menawari 3 juta pound kepada City. Sebagai
perbandingan, saat itu Manchester United baru memecahkan rekor transfer
Inggris saat membeli bek Middlesbrough, Gary Pallister seharga 2,3 juta
pound.
Pemilik klub saat itu, Peter Swales menolak tawaran
Liverpool. Dia kemudian menyodorkan tawaran kontrak baru selama tiga
tahun pada Lake, plus jabatan bergengsi sebagai kapten tim. Saat itu
Swales meyakini, dia bukan hanya memiliki seorang calon legenda klub,
tetapi juga calon kapten tim nasional Inggris.
Namun masa depan
seseorang adalah misteri, tidak seorang pun bisa tahu pasti. Tragedi
datang pada September 1990 saat Lake memimpin City di laga ketiganya
sebagai kapten menghadapi Aston Villa. Sebuah benturan dengan pemain
Villa Tony Cascarino membuatnya tersungkur sambil memegangi lututnya
yang nyeri. Insiden itu membuat Lake tidak dapat melanjutkan
pertandingan.
Awalnya, pihak medis klub mendiagnosa cedera Lake
dapat sembuh dalam waktu enam pekan. Tetapi enam bulan, setahun, hingga
dua tahun berlalu Lake menghilang dari lapangan hijau akibat cedera
kerusakan ligamen lutut tersebut. Pihak klub tidak menangani cedera sang
kapten dengan benar.
Dua tahun berselang, Lake diperbolehkan
merumput. Namun naas, cederanya kembali kambuh di tempat yang sama.
Peter Swales akhirnya mau membiayai pengobatan Lake ke dokter spesialis
di Amerika Serikat setelah sebelumnya selalu menolak.
Semua itu
sudah terlambat. Meski sudah melalui berbagai operasi, cedera lutut yang
dialami Lake sudah terlalu parah. Dokter bilang, andai Lake datang
lebih cepat, maka cedera tersebut dapat sembuh. Vonis memilukan pun
dijatuhkan: Lake tak lagi bisa bermain sebagai pesepakbola profesional.
Lake pun kembali ke Inggris dengan pesawat kelas ekonomi (padahal waktu berangkat, dia dibelikan tiket first class.
Lake
kembali ke tanah air dengan kursi roda dan pesawat kelas ekonomi
berbalut duka mendalam. Cedera yang mengakhiri karir dan klub yang
memperlakukannya dengan buruk adalah sesuatu yang berat untuk dialami
oleh seorang kapten tim yang semula dielu-elukan sebagai calon legenda.
Ia kemudian terpaksa pensiun di usia 27 tahun, usia yang seharusnya
menjadi usia emas seorang pesepakbola.
Total, Lake berjuang
dengan cedera dalam rentang waktu 5 tahun. Ia merasa depresi karena
memakan gaji buta dan hanya bisa menyaksikan rekan-rekannya bertanding
di stadion Maine Road. Ketika suporter bertanya kapan ia akan kembali
bermain, ia hanya bisa menjawab. “I don’t know, maybe in six weeks.”
Fragmen
tersebut juga melengkapi cerita di balik halaman depan buku biografinya
yang berjudul “A life two halves: I’m Not Really Here..” Ketika itu,
Lake yang masih dalam keadaan cedera mengikuti sesi pemotretan tim di
awal musim. Sang fotografer melihat Lake tidak berbaur dengan tim, lalu
dengan spontan bertanya “Mr Lake, are you with us or what?” Lake
menjawab “I’m not really here.”
Sebagai penghormatannya kepada
Lake (atau sebagai penebus kesalahan), City menggelar pertandingan
testimonial untuk Lake menghadapi rival sekota, Manchester United tahun
1997, setahun setelah sang pemain pensiun.
Sebelum laga
tersebut dimulai, para pemain dari kedua tim kemudian membentuk semacam
formasi penyambutan sebelum Lake memasuki lapangan. Sebuah pemandangan
yang mengharukan.
Nama Lake kemudian muncul di Manchester City
Hall of Fame tahun 2004 lalu. Meski hanya intens bermain di 3 musim,
Lake mampu membukukan 110 kali penampilan di Liga Inggris dan mencetak 7
gol.
Selepas pensiun, Lake menggeluti profesi ahli fisioterapi
sebagai bentuk perhatiannya akan penanganan tepat pada cedera pemain.
Ia sempat berkarir bersama klub Altrincham, Burnley, Oldham, dan
Macclesfield Town. Tahun 2010 lalu, Lake menerima tawaran City untuk
menjadi duta klub.
Paul Andrew Lake selalu mendukung City, meski telah diperlakukan buruk.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ketika Minum Kopi Pagi Hari
Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...
-
yang\ ditakutkan\ ketika\ kamu\ pulang\ adalah\ bahwa\ kamu\ benar\ benar\ tidak\ ingin\ pulang\
-
aku terlalu takut untuk membacakan puisi-puisi untukmu terlalu banyak kepedihan dari matamu malam ini aku terlalu bimbang untuk bicara tenta...
-
kemarin ulang tahunmu, tiga puluh satu tahun yang lalu kamu lahir. Ada banyak doa yang terucap dari pesan teks yang kamu terima. iya pesan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar