KEPENTINGAN oh
KEPENTINGAN
Catatan 11 Desember
2011
“ Tidak ada Negara yang mempunyai sahabat, sebab yang ada adalah
kepentingan” Charles De Gaulle
Ungkapan itu dilontarkan oleh
Charles De Gaulle mengingatkan akan kondisi politik era abad 20, bagaimana
terjadi ketidak seimbangan hubungan pemimpin-pemimpin politik Eropa setelah
berakhirnya Perang Dunia 2. Kata-kata itu melukiskan bahwa setiap Negara yang
menjalin hubungan dengan Negara lain dilatar belakangi oleh kepentingan
masing-masing pihak yang berhubungan.
Di saat dulu ada kebijakan politik
“satu Cina” yang hanya mengakui kepemimpinan Chiang Kai Sek di Taiwan tetapi
menolak kepemimpinan pemerintahan Komunis China, tetapi setelah itu muncul
kebijakan “dua Cina” yang juga mengakui China dibawah kepemimpinan Komunisme.
Dalam perkembangan lebih lanjut mereka kembali berpolitik “satu China”, tetapi
bukan Taiwan, melainkan China Komunis yang semakin kapitalis ekonominya.
Memanasnya kondisi perpolitikan
di Provinsi kepulauan Bangka Belitung akhir-akhir ini tentu diawali dengan
persiapan Pemilukada 2012. Praktek “jual kepentingan” kerap terjadi di suasana
Pemilukada ini, jadi jangan heran lagi jika jual-beli kepentingan tersebut
benar-benar terjadi.
Sebagai salah satu Negara
terkorup didunia, hampir disetiap lini terjadi praktek kotor ini. Bahkan
penjabat daerahpun tak luput dari ‘permainan” ini. Bangka Belitung juga tak
bisa di elakkan lagi bahwa “permainan” ini ada, dan mungkin hidup dan
terpelihara secara baik. Hanya praktek kecil-kecilan saja yang terungkap, dan
mungkin saja ada praktek besar lain yang belum terungkap.
Korupsi berhubungan erat dengan
kepentingan—kepentingan lainnya. Yang pastinya harus ada timbal balik dari
setiap pemberian. Win-win solution menjadi opsi paling ramai dibicarakan dalam
praktek ini.
Apakah ada orang-orang yang
berani mengungkapkan “permainan” ini di Bangka Belitung sendiri. Jika pamor KPK
meningkat saat kepemimpinan Antasari Azhar keudian meredup saat pergantian
kepemimpinan dan public menaruh harapan besar saat terpilih ketua KPK yang
baru.
Saat di senayan terjerat
kasus-kasus berskala nasional, justru untuk kasus-kasus daerah seakan-akan
hanya mejadi berita kecil yang kalah pamor dengan kehadiran bintang sepakbola.
Justru dibalik ketenangan saat ini justru ada kasus besar yang selalu terjadi
tetapi mungkin saja kita tak ketahui. Jika saja ada KPK di daerah-daerah,
mungkin kasus-kasus korupsi akan semakin banyak terungkap.
Jual beli kepentingan yang
merugikan rakyat harus segera dihentikan dan diusut. Jangan biarkan mereka yang
duduk di singasana terkutuk itu terus menikmati apa yang seharusnya bukan milik
mereka. Hentikan sumbangan pengusaha kepada politikus dengan alasan apapun,
bantuan-bantuan berbau politis juga tak layak diberikan. Karena kita sudah di
kenal sebagai negeri Surga Koruptor, segala kenikmatan melakukan korupsi ada di
Indonesia, korupsi saja milliaran, hukuman juga hanya beberapa tahun. Bagaimana
hati rakyat tak merasa sakit dengan perlakuan istimewa kepada koruptor ini.
Cukuplah kematian Sondang didepan
Istana Negara, jangan sampai ada Sondan-Sondang lainnya yang membakar dirinya
karena frustasi melihat negerinya sendiri. Kalaupun itu terjadi, maka musim
semi Timur-Tengah juga akan melanda Indonesia termasuk Bangka Belitung ini
sendiri. Jangan sampai kemarahan pemuda-pemuda menjadi kejatuhan para pemimpin
tua kita.
Apa yang orang tua bisa berikan,
hanya nasehat dan mimpi-mimpi. Tetapi orang muda bisa mewujudkan mimpi-mimpi
dan menjalankan nasehat. Seiring nantinya bergulir pemilukada siapapun yang
terpilih bisa memberikan perubahan yang besar bagi daerah ini.
Jangan sampai kepala daerah
sendiri tak mengetahui bagaimana perkembangan kondisi perekonomian daerah ini.
Dibutuhkan pemimpin berjiwa segar dengan pemikiran berani untuk memberi
perbedaan dalam setiap kebijakan. Berani ambil keputusan dalam berpolitik
walaupun harus menyakiti kawan demi kesejahteraan rakyat.
Kita harus semakin sadar
kekuasaan 5 tahunan itu sebagai cara untuk memantapkan kepentingan-kepentingan
golongan tertentu. Tebentuknya golongan patron-klien antara pengusaha dan
politikus akan membentuk kelompok-kelompok tertentu yang mungkin tak akan
menguntungkan rakyat. Diharapkan saja bahwa partisipasi pengusaha timah Bangka
Belitung pada parpol dan elite tertentu bisa mensejahterakan rakyat dan
menghilangkan praktek suap dan kongkalikong kepentingan. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar