Rabu, 24 April 2013

MANUSIA


MANUSIA

Bukankah kita tahu kalau manusia itu adalah pribadi yang unik. Milyaran manusia di bumi ini belum tentu memiliki  kebiasaan yang sama, hobi yang sama, fisik yang sama, emosi yang sama dan sifat yang sama.
Bahkan ketika kita berdiri dicermin pun, cermin itu hanya menampilkan fisik kita  sesungguhnya.
Saking uniknya. Banyak ilmu yang membahas tentang manusia, dari cara berpikir, bertindak hingga sifat dan sikap manusia.
Manusia itu unik, dan senang pada hal-hal yang unik tentunya.

Tapi keunnikkan manusia tak selalu menyenangkan. Manusia sering menghilangkan manusia lain seakan-akan manusia itu tak unik dan berharga.
Kebanyakkan manusia hidup dalam kemunafikkannya sendiri. Ia selalu mengunakan topeng dan kemana-mana selalu memakai sarung tangan.
Topeng untuk menutupi siapa dirinya, dan sarung tangan untuk menutupi  perbuatannya yang kotor. Itu adalah hal yang menjijikkan.
Tentu saja manusia diajari untuk selalu berbuat sesuatu menurut kebenaran. Kebenaran dalam Agama, Moral dan Hukum.
Dan pada saat menjalankannya kebenaran itu. Kebenaran yang mana? Bukankah kebenaran yang ada di otak manusia itu sendiri. Ataukah menjalankan kebenaran agama yang menuntut kesempurnaan, sedangkan dalam agama sendiri menyimpan banyak misteri dan tafsiran-tafsiran yang lain, dan kalau salah tafsir, salah juga kita.  Apakah manusia itu bisa sempurna menjalankan kebenaran dari agama?. Saya pesimis akan hal itu.
Tapi ia menganggap jalannya benar. Jalannya lurus. Rapi dan mulus.
“Tentu saja saya tak cacat dalam menjalankan kebenaran itu” “Saya lagi dalam proses, mengapa kita harus mempersoalkan kebenaran yang saya jalani” – jawaban dari manusia itu memang manis, selalu punya jalan lain yang diambil ketika sedang tersudut akan kebenarannya yang dipertanyakan.
Tapi mereka benar menurut pandangan mereka. Mereka tak pernah salah. Saat salah, ya tetap benar. Dan kalaupun tak bisa mengelak lagi,  ya tetap benar.
Manusia saling menghakimi akan satu sama lainnya. Manusia satu mengungkap keburukan dari manusia dua, manusia dua berbicara tentang kebusukkan manusia tiga, manusia tiga menuding manusia satu menuduh.
Dan yang tidak sepaham dengan pendapat dan pemikiran manusia lainnya, akan dihakimi tanpa penjelasan. Yang lainnya menghakimi tanpa maksud dan tujuan.
Seorang menganggap yang lainnya seperti iblis, dan berkata kepada yang lain seperti malaikat. Di katakan iblis ketika menyakiti yang lain, dikatakan malaikat ketika ada manfaat atau gunanya.
Manusia sangat tertarik berbicara tentang dirinya sendiri, dan yang lain seperti akan diminta menjadi pendengarnya. Si pendengar ini bosan akan cerita si pembicara, dan ingin bertukar posisi, tapi sayang si pembicara ogah mendengar. Ada yang mau mendengar tapi dengan memakai topeng.
Kita tak selalu bisa bertindak seperti manusia lainnya.
Kita memang tak bisa hidup seperti manusia lainnya
Bahkan kita tak bisa memiliki pemikiran yang terus-terus saja sama dengan manusia lainnya.
Tapi saat itu berbeda, maka akan ada penolakkan.
Penolakan lewat kata-kata. Penolakkan melalui tindakkan. Semua sama, sangat menyakitkan hati.
Tapi manusia tak peduli, ia hanya peduli hatinya yang terpuaskan. Hanya peduli saat dahaganya terpuaskan. Hanya peduli saat perutnya kenyang.
Tapi bagaimana dengan yang tersakiti. Yang tersakiti merasa sedih. Dan menunggu saat yang tepat untuk membalasnya.
Tapi manusia tak pernah menyadari semuanya. Itu normal. Ya sangat normal.
Yang tak normal, akan dianggap sebagai sampah dari kumpulan manusia.
Ada yang inngin seperti malaikat, akan terbuang dalam kegelapan. Tapi ada yang bertindak seperti iblis, akan mati dalam manusia itu sendiri.
Mereka perlu membawa topeng ditangan jika diperlukan. Saat yang tepat memakainya, pada waktu berhadapan dengan manusia lainnya. dan sarung tangan jangan ketinggalan, tentu manusia tak mau kelihatan perbuatan kotornya. Tapi lebih baik jika memperlihatkan kebaikkan sendiri, dan tutupilah kotornya tanganmu.
Memang sangat unik. Tapi  keunikkan itu terkadang menjijikkan.
Bahkan kesempurnaan ibarat seperti utopia dalam cerita.
Mungkin kita buta akan semuanya itu.
Mungkin saja.

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...