MANUSIA
Bukankah kita tahu kalau manusia itu adalah pribadi yang
unik. Milyaran manusia di bumi ini belum tentu memiliki kebiasaan yang sama, hobi yang sama, fisik
yang sama, emosi yang sama dan sifat yang sama.
Bahkan ketika kita berdiri dicermin pun, cermin itu hanya
menampilkan fisik kita sesungguhnya.
Saking uniknya. Banyak ilmu yang membahas tentang manusia,
dari cara berpikir, bertindak hingga sifat dan sikap manusia.
Manusia itu unik, dan senang pada hal-hal yang unik tentunya.
Tapi keunnikkan manusia tak selalu menyenangkan. Manusia
sering menghilangkan manusia lain seakan-akan manusia itu tak unik dan
berharga.
Kebanyakkan manusia hidup dalam kemunafikkannya sendiri. Ia
selalu mengunakan topeng dan kemana-mana selalu memakai sarung tangan.
Topeng untuk menutupi siapa dirinya, dan sarung tangan untuk
menutupi perbuatannya yang kotor. Itu
adalah hal yang menjijikkan.
Tentu saja manusia diajari untuk selalu berbuat sesuatu
menurut kebenaran. Kebenaran dalam Agama, Moral dan Hukum.
Dan pada saat menjalankannya kebenaran itu. Kebenaran yang
mana? Bukankah kebenaran yang ada di otak manusia itu sendiri. Ataukah
menjalankan kebenaran agama yang menuntut kesempurnaan, sedangkan dalam agama
sendiri menyimpan banyak misteri dan tafsiran-tafsiran yang lain, dan kalau
salah tafsir, salah juga kita. Apakah
manusia itu bisa sempurna menjalankan kebenaran dari agama?. Saya pesimis akan
hal itu.
Tapi ia menganggap jalannya benar. Jalannya lurus. Rapi dan
mulus.
“Tentu saja saya tak cacat dalam menjalankan kebenaran itu”
“Saya lagi dalam proses, mengapa kita harus mempersoalkan kebenaran yang saya
jalani” – jawaban dari manusia itu memang manis, selalu punya jalan lain yang
diambil ketika sedang tersudut akan kebenarannya yang dipertanyakan.
Tapi mereka benar menurut pandangan mereka. Mereka tak pernah
salah. Saat salah, ya tetap benar. Dan kalaupun tak bisa mengelak lagi, ya tetap benar.
Manusia saling menghakimi akan satu sama lainnya. Manusia
satu mengungkap keburukan dari manusia dua, manusia dua berbicara tentang
kebusukkan manusia tiga, manusia tiga menuding manusia satu menuduh.
Dan yang tidak sepaham dengan pendapat dan pemikiran manusia
lainnya, akan dihakimi tanpa penjelasan. Yang lainnya menghakimi tanpa maksud
dan tujuan.
Seorang menganggap yang lainnya seperti iblis, dan berkata
kepada yang lain seperti malaikat. Di katakan iblis ketika menyakiti yang lain,
dikatakan malaikat ketika ada manfaat atau gunanya.
Manusia sangat tertarik berbicara tentang dirinya sendiri,
dan yang lain seperti akan diminta menjadi pendengarnya. Si pendengar ini bosan
akan cerita si pembicara, dan ingin bertukar posisi, tapi sayang si pembicara
ogah mendengar. Ada yang mau mendengar tapi dengan memakai topeng.
Kita tak selalu bisa bertindak seperti manusia lainnya.
Kita memang tak bisa hidup seperti manusia lainnya
Bahkan kita tak bisa memiliki pemikiran yang terus-terus saja
sama dengan manusia lainnya.
Tapi saat itu berbeda, maka akan ada penolakkan.
Penolakan lewat kata-kata. Penolakkan melalui tindakkan.
Semua sama, sangat menyakitkan hati.
Tapi manusia tak peduli, ia hanya peduli hatinya yang
terpuaskan. Hanya peduli saat dahaganya terpuaskan. Hanya peduli saat perutnya
kenyang.
Tapi bagaimana dengan yang tersakiti. Yang tersakiti merasa
sedih. Dan menunggu saat yang tepat untuk membalasnya.
Tapi manusia tak pernah menyadari semuanya. Itu normal. Ya
sangat normal.
Yang tak normal, akan dianggap sebagai sampah dari kumpulan
manusia.
Ada yang inngin seperti malaikat, akan terbuang dalam
kegelapan. Tapi ada yang bertindak seperti iblis, akan mati dalam manusia itu
sendiri.
Mereka perlu membawa topeng ditangan jika diperlukan. Saat
yang tepat memakainya, pada waktu berhadapan dengan manusia lainnya. dan sarung
tangan jangan ketinggalan, tentu manusia tak mau kelihatan perbuatan kotornya.
Tapi lebih baik jika memperlihatkan kebaikkan sendiri, dan tutupilah kotornya
tanganmu.
Memang sangat unik. Tapi
keunikkan itu terkadang menjijikkan.
Bahkan kesempurnaan ibarat seperti utopia dalam cerita.
Mungkin kita buta akan semuanya itu.
Mungkin saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar