Ratusan keluarga
menanggis kehilangan putra dan putri mereka yang mengalami tragedi kapal Sewol.
Presiden Korsel berkata
“Saya tak tahu lagi caranya untuk minta maaf”. Terlambatkah pemerintah atau
lalaikah pemerintah dalam melakukan evakuasi? Mungkin karena itu semua nyawa
ratusan pelajar seakan menjadi taruhannya.
‘MAAF’ mungkin tidak
akan mengobati rasa duka yang mendalam, ‘MAAF’ juga tidak akan mengembalikan
keluarga mereka yang hilang bisa kembali lagi kerumah.
Sebelum pergi, mungkin pelajar
itu mengucapkan salam perpisahan atau mereka pergi tanpa perpisahan kepada
keluarga mereka. Tuhan tidak akan memberikan waktu bagi kita untuk mengucapkan
salam perpisahan kepada mereka yang di bumi. Bagi mereka yang percaya Tuhan.
Saya masih membayangkan
mereka tertawa di dalam kapal Sewol itu. Mungkin juga ada yang bersedih. Dalam lingkup
kecil yang membawa mereka melintasi lautan. Tapi sayang. Mereka tak pernah
pulang lagi ke rumah.
“Saya tak tahu lagi
caranya minta maaf” Kata presiden Park.
“Dan saya tak tahu lagi
caranya memberi maaf”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar