Rabu, 02 April 2014

ANGKATAN KURANG AJAR

Ini adalah musim kampanye. Ketika mereka berkoar-koar tentang dan kebusukan. Saya tidak yakin dengan calon anggota yang bakal menduduki kursi-kursi legislatif, bagi saya mereka adalah kumpulan anak-anak TK yang berebut makan siang. Mereka adalah suara-suara partai yang berkuasa bukan suara rakyat.
Cukup geli melihat partai mengatasnamakan "Suara Rakyat". Apakah benar "Suara Rakyat"? Saya sendiri tidak yakin akan hal tersebut. Salah seorang filsuf Prancis Montequieu pernah menulis : "Jika  seseorang duduk di kursi parlemen, maka ia bukan lagi mewakili partainya untuk bersuara, tapi rakyat." kira-kira seperti itu ia menulis.
Memang benar bahwa anggota parlemen setelah terpilih, ia tidak mewakili partainya, ia harus lepas dari tali yang mengikat, yaitu kewajiban mereka terhadap partai, tapi mereka harus mengikatkan diri pada kebutuhan serta keinginan rakyat. Tentu saja itu hanya dalam tulisan Montesquieu, seorang filsuf Prancis juga bagian dalam peletakan dasar-dasar demokrasi bagi dunia ini. Perintah Kitab suci saja tidak pernah dijalankan, apalagi ide brilian seorang karya manusia.
Kekuasaan itu seperti candu, jika ia sudah mencobanya dan tidak bisa mengontrol dirinya, maka kekuasaan itu akan bersifat merusak. Oleh sebab itu peraturan perlu dijalankan supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan oleh pemegang kekuasaan itu.

Saya menjadi angkatan pesimis terhadap perpolitikan ini, semua tampak munafik dan kotor. Dan kita seperti bermain dalam kumbangan lumpur menyaksikan satu dan lainnya hingga saling menertawakan satu sama lainnya. Padahal, kita adalah angkatan gagap yang diperanak oleh angkatan kurang ajar, begitu Wendra menulis.
Hidup ini seperti harus  memilih antara seekor serigala atau seekor harimau menjadi tuan atas domba-domba ini.

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...