Mungkin saya tak perlu mengungkapkan beberapa
kalimat jika saya bersalah. Cukup satu kata “MAAF”.
Jika presiden Park dari Korsel mengunakan kata maaf
sebagai ganti kesalahannya, mungkinkah kata-kata itu bisa diterima? Mungkin bisa
atau tidak.
Jika keseringan mengunakan kata maaf sebagai penebus
kesalahan, alangkah bodohnya jika kesalahan itu terulang. Atau alangkah
tololnya jika kita sering berbuat salah. Saya yakin manusia sering memandang
rendah orang yang selalu minta maaf pada mereka.
Diceritakan dalam “Miracle cell in no. 7” permintaan
maaf digunakan si terdakwa untuk menunjukkan jika dirinya bersalah. Dan ia
tetap dihukum.
Tapi saya disini ingin meminta maaf kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar