Senin, 17 Juni 2013

KEMANA SI ‘ADIL’?



Sebuah Cerita . . . 2

KEMANA SI ‘ADIL’?

Bermula dari kasus pembunuhan pada tahun 2005 di Tana Toraja, empat anggota keluarga tewas dibunuh. Lalu polisi memulai penyelidikkan, dan hasilnya adalah dua orang tersangka kemudian diadili dan dijatuhkan hukuman mati. 

Kedua tersangka hukuman mati mengajukan kasasi, ditolak oleh MA, PK MA juga ditolak. Malaikat maut siap mengambil kedua orang ini. Dan nyawa manusia ditentukan oleh palu hakim di persidangan. Jika bukti-bukti kuat, menanglah, tapi jika bukti tidak ada, mampuslah.

Belum genap satu tahun, pelaku pembunuhan sebenarnya baru tertangkap. Dan untuk memperjelas pengakuan para pelaku, pernyataanpun ditulis diatas materai. Dan siap menanggung segala hukuman.

Jadi, dua orang yang dijatuhi hukuman mati adalah korban salah tangkap.
Terus masalah belum selesai, mereka tetap menjalani hukuman mati yang belum tahu kapan akan dilaksanakan. Keadilanpun mereka kejar. Tapi belum sampai juga mereka raih.

Saksi mencabut keterangannya, karena pada saat itu saksi mengalami tekanan dari oknum polisi dan oknum hakim yang seperti ular beludak yang terus menlilit korban salah tangkap ini.

Kemanakah si ‘Adil’ ini pergi? 

Tak ada namanya ‘Adil’ bagi dua  korban ini. Keadilan hanya dipegang hakim dan para polisi  yang terus menekan dan menekan saksi-saksi hingga mereka memberikan kesaksian palsu. Di sini ibaratkan para polisi dan hakim menjadi dewa dan tuhan atas keadilan. 

Keadilan seperti diperkosa. Belum ada kejelasan hukum bagi kedua korban ini sampai diberitakan oleh media (Babel News, 12 Juni 2013). 

Kemana media selama ini juga. Apakah media selama ini sudah dibungkam oleh oknum-oknum yang sudah seperti dewa keadilan (lebih jelasnya dewa pemerkosaan keadilan). 

Begitu  juga dengan lembaga-lembaga bantuan hukum yang sepertinya kecolongan atau memang sengaja membiarkan ini. Saya tidak tahu. Saya hanya menduga-duga.

Si ‘Adil’ sepertinya sulit diraih. Mungkin lebih mudah masuk ke liang kubur daripada memegang keadilan. Sebab keadilan sudah dibeli oleh keturunan ular beludak.
Semoga saja tidak . . .

Tidak ada komentar:

Ketika Minum Kopi Pagi Hari

Akhirnya kamu meminum kopi terakhir di hari itu Kopi hitam tanpa gula dengan pisang goreng yang manis Duduk sendiri disudut kedai itu mengha...