MUSAFIR
Hei musafir, akan
kemanakah kau pergi?
Aku melihatmu
berjalan melewati depan rumahku.
Tanpa harapan.
Tanpa cinta.
Tanpa hati.
Dan engkau di cemooh
manusia. Manusia menghindarimu.
Mengapa kau menatap
begitu? Tatapanmu penuh kesedihan yang tak dapat dipahami.
Lihatlah jubahmu
sendiri. Apakah engkau tak memiliki mata untuk melihat. Engkau begitu kotor dan
terhina.
Dengan tangan yang
terjulur keluar secara perlahan.
Dan hatimu pun
kelihatannya tak berkeluh kesah dengan keadaanmu.
Siapa kau musafir?
Apa maumu?
Jangan singgah
dirumahku!
Rumahku tak menerima
dirimu!
Lewatlah jika kau
mau. Tapi jangan usik aku!
. . .
Oh kau manusia, kau
ingin serba tahu. Dan seakan-akan memberikanku jalan keluar.
Tidakkah engkau
melihat dirimu sendiri. Engkau telanjang. Tidakkah engkau malu.
Lihatlah! Aku
membawakan sesuatu untukmu manusia!
. . .
Apa ! apa yang kau
bawa untukku!
. . .
Lihat, aku
menyeretnya sampai kesini. Dan aku ingin
memberikannya padamu.
Kematianmu . . .
Kematian keduamu . .
.
. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar